TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Masalah Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Kota Tasikmalaya bukan perkara baru. Nyaris setiap tahun kasus rutilahu ditemukan. Pekan kemarin, rumah milik keluarga Agus Sopyan di RT 3 RW 2, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, juga roboh.
Kepala Dinas Perwaskim Kota Tasikmalaya, Nanan Sulaksana telah meninjau rumah itu dan mengaku akan mengupayakan bantuan stimulan. Salah satunya melalui program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu)
“Kita upayakan selama kriteria-kriteria yang dipersyaratkan dalam pemenuhan bantuan tersebut bisa terpenuhi,” ujar Nanan Kamis (13/11/2025).
Baca Juga:Membaca Tangga Kepangkatan Polisi dan Padanannya di Dunia Kerja: Agar Tak Salah Menilai “Level”Butuh Kerja Nyata Bukan Pencitraan Kamera, Empat Kadis Baru di Kota Tasikmalaya Dipelototi Publik
Ia menjelaskan, untuk menerima bantuan rutilahu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Seperti: berstatus warga Kota Tasikmalaya, tergolong masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), belum pernah memperoleh bantuan serupa, serta bersedia menyiapkan dana swadaya. Bantuan pemerintah bersifat stimulan, sehingga tetap memerlukan dukungan masyarakat dan semangat gotong royong.
Lebih jauh, Nanan menerangkan bahwa program Rutilahu tidak dapat diberikan secara langsung, melainkan harus melalui mekanisme perencanaan berjenjang. Pengusulan dimulai dari kelurahan, kemudian dilakukan verifikasi oleh kelurahan dan kecamatan, hingga diverifikasi oleh dinas di tingkat kota.
“Program ini tidak bisa dilakukan secara mendadak. Setelah diusulkan, nanti baru dimasukkan ke dalam SIPD kalau mau dibiayai oleh APBD kota,” jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Radar, jumlah rumah tidak layak huni di Kota Tasikmalaya lebih dari 900 unit. Namun yang bisa tertangani baru sekitar 75 unit per tahun. Minimnya anggaran untuk penanganan jadi kendala. Apalagi tahun depan anggaran dari pemerintah pusat dikurangi untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) serta Dana Alokasi Umum (DAU). Hal ini membuat pemerintah daerah semakin memperketat porsi anggaran.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perwaskim), Nanan Sulaksana, beberapa waktu lalu menegaskan bahwa saat ini sejumlah item anggaran harus dihemat. Akibatnya sejumlah program terdampak, termasuk program strategis seperti perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).
Di sisi lain, pihaknya punya tugas besar: merealisasikan tiga juta rutilahu yang merupakan program utama dari pemerintah pusat. Namun pada kenyataanya, dalam setahun hanya bisa memperbaiki 75 rumah saja.
