“Bantuan diberikan waktu itu, tapi sebatas kebutuhan darurat,” ujarnya.
Agus menambahkan bahwa rumah Iin tidak masuk daftar penerima program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) tahun itu. Ia tidak mengetahui alasan spesifik mengenai proses seleksi, tetapi berharap kondisi terbaru Iin dapat dipertimbangkan kembali.
“Saya berharap ada solusi untuk warganya ini. Rumahnya sudah tidak aman.”
Baca Juga:Membaca Tangga Kepangkatan Polisi dan Padanannya di Dunia Kerja: Agar Tak Salah Menilai “Level”Butuh Kerja Nyata Bukan Pencitraan Kamera, Empat Kadis Baru di Kota Tasikmalaya Dipelototi Publik
Hingga kini, belum ada intervensi lanjutan setelah bantuan awal yang diberikan pada tahun sebelumnya. Akibatnya, kerusakan yang bersifat struktural tidak tertangani. Bagi kepala wilayah maupun Iin sendiri, kebutuhan utamanya bukan lagi peralatan sementara, tetapi perbaikan menyeluruh atau hunian baru yang lebih aman.
Kondisi rumah panggung itu menggambarkan tantangan umum dalam penanganan rumah tidak layak huni: bantuan jangka pendek tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan struktural. Tanpa kebijakan lanjutan atau program yang benar-benar menyasar kebutuhan dasar, warga seperti Iin tetap berada dalam situasi rawan keselamatan meski bantuan pernah diberikan. (Ayu Sabrina)
