Pernah Roboh Setahun Lalu, Rumah Janda Paruh Baya di Kota Tasikmalaya Ini Makin Memprihatinkan

Rumah nyaris roboh di kota tasikmalaya
Rumah Iin di Sinargalih Kecamatan Tamansari memprihatinkan. (Ayu Sabrina/radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Rumah panggung berukuran kecil di Kampung Sinargalih, RT 2 RW 7, Kelurahan Tamansari, terlihat kontras dibanding bangunan-bangunan lain di sekitarnya. Struktur kayu yang memayungi rumah itu tampak menyisakan sejumlah celah besar.

Sebagian papan yang menjadi alas tampak terlepas, dan atap yang ditambal terpal sudah tidak lagi menempel sempurna. Di sinilah Iin (46), seorang janda dengan satu anak, tinggal selama puluhan tahun sebelum sebagian bangunan itu roboh setahun lalu.

Menurut penuturan Iin, rumah tersebut dibangun sekitar tiga dekade lalu dan tidak pernah mengalami perbaikan besar. Ketika sebagian atap runtuh pada 2023, bantuan yang datang berfungsi sebagai penanganan awal.

Baca Juga:Membaca Tangga Kepangkatan Polisi dan Padanannya di Dunia Kerja: Agar Tak Salah Menilai “Level”Butuh Kerja Nyata Bukan Pencitraan Kamera, Empat Kadis Baru di Kota Tasikmalaya Dipelototi Publik

“Dulu dapat terpal, kasur, selimut, bantal, pakaian, dan sembako,” katanya, Selasa (18/11/2025).

Bantuan itu dipakai sesuai kebutuhan, namun sifatnya memang hanya sementara. Pengamatan Radar di lokasi, menunjukkan kondisi bangunan kembali memburuk. Terpal yang dipasang setahun lalu kini robek di beberapa bagian.

Pada sisi lain rumah, bilik yang menghitam oleh cuaca tampak berlubang. Dua kamar di dalamnya lembap dan minim ventilasi. Lantainya, yang terbuat dari potongan papan, bergoyang ketika diinjak. Di beberapa titik, celah di lantai cukup lebar untuk melihat permukaan tanah di bawahnya.

Karena kondisi tersebut, Iin memilih untuk mengungsi sementara ke rumah anaknya. Ia bekerja sebagai buruh tenaga jahit di lingkungan sekitar dengan penghasilan yang, menurutnya, hanya cukup untuk kebutuhan harian. Perbaikan rumah tidak menjadi opsi realistis mengingat biaya renovasi jauh melebihi kemampuan finansialnya.

Rumah itu juga tidak memiliki fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) yang terintegrasi. Fasilitas sanitasi berada di bangunan terpisah, kondisinya pun sederhana dan tidak jauh berbeda dari rumah utama. Jika dilihat dari standar huni layak, rumah tersebut berada dalam kategori rentan, terutama saat musim hujan dan angin kencang.

Ketua RW 7, Agus, mengonfirmasi kondisi itu. Ia menyebutkan bahwa Iin terdaftar sebagai warga dengan kategori miskin ekstrem di wilayahnya. Menurut catatannya, laporan mengenai kerusakan rumah telah disampaikan kepada Kelurahan Tamansari setahun lalu.

0 Komentar