Pengrajin Magetan Ungkap Nilai Profit Kerajinan Kulit yang Tembus Pasar Besar

Kerajinan
Pengrajin Magetan Ungkap Nilai Profit Kerajinan Kulit yang Tembus Pasar Besar. Foto: youtube
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Kisah pengembangan kerajinan kulit alas kaki Magetan mencuri perhatian setelah perjalanan Pendowo, sebuah usaha keluarga, menunjukkan bahwa kerja keras mampu mengubah usaha rumahan menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan, sebagaimana dilansir dari kanal Pecah Telur.

Perjalanan usaha ini tidak bisa dilepaskan dari sosok Bapak Suprayogi atau Pak Ogi yang lahir di Magetan pada 29 Desember 1959.

Putranya, Muhammad Al-Aziz Mahardika, lahir di Magetan pada 17 Agustus 1998 dan menjadi generasi berikutnya yang ikut mengembangkan usaha.

Baca Juga:Harga Emas Hari Ini Naik Dan Turun di Semua Lini, Cek Rincian Selengkapnya!Desainnya Berkelas! Honor 500 Pro Bawa Fitur Premium di Harga Menengah

Usaha utama keluarga ini adalah kerajinan kulit yang berfokus pada pembuatan alas kaki dengan variasi produk yang terus dikembangkan.

Selain alas kaki, mereka juga memproduksi ikat pinggang, tas, dompet, hingga jaket melalui kerja sama dengan sejumlah mitra.

Nama Pendowo muncul dari lima saudara laki-laki dalam keluarga yang kemudian menjadi inspirasi identitas usaha.

Sebelum berdiri secara mandiri, Pak Ogi sempat membantu pamannya, sekaligus belajar teknik pembuatan sepatu.

Sang nenek juga dikenal sebagai pembuat sandal tradisional yang memproduksi sepanjang tahun namun hanya menjual pada bulan Ramadan, sesuai kebiasaan masa lampau.

Kondisi ekonomi dan pola usaha pada masa itu membuat penghasilan hanya masuk pada momen tertentu sehingga tidak berkelanjutan.

Cerita berkembang ketika industri kulit di daerah Kauman mulai maju kembali pada era 1990-an.

Baca Juga:Inoi A75 Makin Dicari? Spek Kelas Atas Harga Merakyat, Cocok Buat Pemburu HP Kencang Murah!UMKM Indonesia Berpeluang Tembus Pasar Global, Begini Strategi Ekspornya yang Wajib Diketahui

Daerah tersebut dahulu dikenal sebagai sentra industri kecil penyamakan kulit dan hampir setiap rumah memiliki aktivitas penyamakan.

Air yang masih bersih dan jumlah penduduk yang sedikit membuat industri tersebut sempat berkembang pesat.

Memasuki awal tahun 2000-an, pemerintah menggabungkan sentra penyamakan dan kerajinan dalam satu kawasan industri.

Meski pembelian peralatan kerja pada masa lalu harus dilakukan hingga Surabaya, usaha ini terus diperjuangkan hingga berkembang menjadi profil pengrajin alas kaki tradisional yang diperhitungkan.

Keputusan melanjutkan usaha keluarga muncul ketika jam mengajar yang lebih singkat memberi kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan bisnis.

Pada masa itu gaji pegawai negeri masih kecil sehingga pihak sekolah memperbolehkan guru memiliki pekerjaan sampingan di rumah.

Nama Pendowo pun lahir dari proses panjang tersebut dan kini menjadi bagian dari sejarah Pendowo pengrajin kulit di Magetan.

0 Komentar