Jurus CEO Baru Juventus di Bursa Transfer: Cari Pemain yang Lahir Setelah Bulan Agustus

Damien Comolli
Damien Comolli Foto: Tangkapan layar Instagram
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Media Italia Calciomercato mengulas bagaimana Juventus memasuki babak baru dengan pendekatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Klub yang tengah berupaya bangkit dan kembali ke jalur prestasi itu kini mempercayakan proyek besar kepada dua sosok dengan filosofi yang nyaris bertolak belakang: Damien Comolli dan Luciano Spalletti.

Keduanya ditugaskan mengembalikan Juventus ke minimal zona Liga Champions musim depan an bila memungkinkan meraih trofi.

Baca Juga:Siapakah Luciano Juba? Mantan Kuli Angkut yang Dipanggil Carlo Ancelotti ke Timnas BrasilBeppe Marotta: Chivu Lebih Baik dari Jose Mourinho

Damien Comolli, CEO baru Juventus yang sebelumnya berkarier di Toulouse, dikenal sebagai “jenderal data” yang mengandalkan angka, algoritma, dan sistem yang terukur.

Di sisi lain, Luciano Spalletti adalah pelatih tradisional yang bekerja lewat sentuhan manusia, intuisi, dan naluri lapangan.

Menariknya, dua dunia yang berbeda itu kini harus berjalan berdampingan demi misi yang sama.

Aturan Comolli: Sepak Bola ala Data

Beberapa hari setelah diangkat sebagai CEO, Comolli mempertegas visinya dalam konferensi Hudl Performance Insights 2025 di London.

Empat poin kunci dari pidatonya memberikan gambaran jelas bagaimana Juventus akan bergerak di bawah kepemimpinannya.

1. Keselarasan Vertikal Klub.

Comolli menegaskan pentingnya penyelarasan dari pucuk manajemen hingga staf teknis. “Hubungan antara manajemen dan pelatih sering menjadi hambatan terbesar,” ujarnya.

Bagi Comolli, pelatih yang tidak sejalan dengan filosofi klub tidak dapat bekerja efektif.

2. Kontrak Berbasis Komitmen.

Baca Juga:Siapa Noah Atubolu? Kiper Jerman Seharga Rp350 Miliar yang Jadi Incaran Inter dan AC MilanDaftar 4 Striker Incaran AS Roma Jika Gagal Datangkan Joshua Zirkzee

Ia menyebut bahwa setiap pelatih biasanya “sangat optimistis” saat wawancara, namun berubah setelah bekerja. Untuk menghindari inkonsistensi itu, Comolli memasukkan kalimat komitmen dalam kontrak pelatih.

“Kami bekerja dengan proses berbasis data. Jika Anda setuju, lanjut. Jika tidak, kita berjabat tangan dan berpisah,” tegasnya.

3. Mengukur Kepribadian dengan Data.

Menurutnya, data mampu mengungkap karakter pemain. Pemain yang sering menyentuh bola, misalnya, menunjukkan keberanian dan keinginan menjadi protagonis.

Target masa depan data adalah membaca koneksi ideal antarpemain untuk membentuk tim paling efektif.

4. Rekrut Pemain Lahir Setelah Agustus.

Dalam temuan statistiknya, banyak pemain sukses justru lahir di paruh akhir tahun.

Karena itu, di Toulouse ia sengaja menargetkan pemain muda yang lahir setelah Agustus—sebuah pola yang kemungkinan besar akan ia terapkan di Juventus.

0 Komentar