TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – BadanPenanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Tasikmalayaterus berupaya mengurangirisiko bencana (mitigasi) danmeningkatkan kesiapsiagaan dalammenghadapi bencana yang dapatterjadi kapan saja.
Dilihat dari aspektopografi, geologi,hidrogeologi, dan demografi, wilayahKabupaten Tasikmalaya termasukdaerah dengan tingkat risiko tinggi.Geografisnya yang dikelilingi olehpegunungan, lereng, tebing, danjurang menjadikan hampir semuajenis bencana, baik bencana alam,non-alam, maupun bencana sosial,berpotensi terjadi.
Kepala Bidang Pencegahan danKesiapsiagaan BPBD KabupatenTasikmalaya, Abdul Azis Riswandi,SKep, menjelaskan bahwa pihaknyasecara intensif melakukan edukasidari desa ke desa di KabupatenTasikmalaya.
Baca Juga:Hadirkan Tata Kelola Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang Modern, Inovasi E-GIFT Jadi SolusinyaDinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya Gerak Cepat Lakukan Perbaikan di Ruas Jalan Salopa-Manonjaya
Tujuan edukasi ini adalah untukmensosialisasikan kepada masyarakatmengenai mitigasi dan kesiapsiagaanbencana, sesuai dengan regulasi yangberlaku, yakni Undang-Undang No 24Tahun 2007 tentang PenanggulanganBencana dan Peraturan BupatiTasikmalaya No 30 Tahun 2022 tentangtugas dan fungsi BPBD.
“BPBD terus melakukan sosialisasiagar masyarakat lebih siapmenghadapi bencana, mengingatberdasarkan indeks risiko bencana,Kabupaten Tasikmalaya berada diperingkat ketiga setelah Cianjur danSukabumi untuk wilayah Provinsi JawaBarat pada tahun 2023-2024,” ungkapAzis saat diwawancarai Radar padaKamis, 13 November 2025.
Menurut Azis, edukasi mitigasi dankesiapsiagaan bencana menyasarberbagai kelompok, termasuk RT/RW, tokoh masyarakat, tokoh agama,tokoh pemuda, serta kelompokrentan seperti anak-anak, lansia,dan penyandang disabilitas.
Takhanya itu, BPBD juga menjangkaukepala desa, perangkat desa, kaderposyandu, relawan kebencanaandesa, dan anggota PerlindunganMasyarakat (Linmas).
Azis mengungkapkan bahwa BPBDKabupaten Tasikmalaya mencatatadanya beberapa bencana selamaperiode Januari hingga Mei 2025.
Rincian kejadian, kata dia, duaperistiwa gerakan tanah, 39 peristiwatanah longsor, satu gempa bumi, tigabanjir, dan 21 cuaca ekstrem. Totalkerugian yang ditaksir mencapaiRp 396 juta.
Terkait mitigasi bencana, BPBDKabupaten Tasikmalaya lebih fokuspada identifikasi daerah-daerahrawan bencana dan pola-pola yangdapat memicu kerawanan.
Baca Juga:Pastikan Tenaga Kerja Terlindungi Jaminan Sosial, Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasi Peraturan DaerahTak Bisa Hanya Fokus Jalan, Komisi III Sentil Bupati Tasikmalaya: Jangan Lupakan Pelayanan Dasar Lainnya!
Selain itu, mitigasi dilakukan dalamdua bentuk, yakni mitigasi strukturalyang melibatkan pembangunansarana dan prasarana fisik, sertamitigasi non-struktural yang berupapenyuluhan kepada masyarakatmengenai risiko bencana dan caramenghadapi situasi darurat.
“Tujuan kami adalah untukmengurangi risiko bencanadengan memberikan edukasiagar masyarakat dapat mengenalipotensi bahaya dan mengambillangkah-langkah pencegahan,”tambah Azis.
Beberapa jenis bencana yangperlu diwaspadai di KabupatenTasikmalaya antara lain adalahletusan gunung berapi, tanahlongsor, cuaca ekstrem, gempa bumi,tsunami, banjir, dan kekeringan.
Untuk mitigasi letusan gunungberapi, terdapat 12 kecamatan yangmasuk dalam zona risiko tinggi,yakni Kecamatan Cisayon, Sukaratu,Cigalontang, Leuwisari, Mangureja,Padakembang, Sariwangi,Singaparna, Sukahening, Sukaraja,Sukarame, dan Tanjungjaya.
