“Saya menukar jasa membersihkan sepatu dan mengempiskan bola dengan seragam latihan. Itu membentuk mentalitas saya,” tambahnya.
Perjalanan karier Marotta kemudian membawanya menuju puncak, terutama ketika ia bekerja di Juventus.
Di usia hampir 60 tahun, ia merasa mencapai tingkat kematangan profesional tertinggi dan banyak belajar dari tokoh-tokoh industri seperti Sergio Marchionne.
Baca Juga:Ibrahimovic Dukung AC Milan Datangkan Lewandowski, Tare Langsung Adakan Pertemuan dengan AgenMedia Italia: Xavi Jadi Kandidat Terdepan Gantikan Conte di Napoli
Prinsip perubahan, keberanian, dan konsistensi menjadi fondasi pikirannya hingga hari ini.
Dengan latar belakang itu, Marotta menilai Chivu sebagai sosok tepat yang membawa semangat baru di Inter.
Bukan hanya karena mantan bek itu memahami kultur klub, tetapi juga karena ia mampu memadukan pendekatan modern, sesuatu yang sangat penting dalam era sepak bola saat ini.
Di tengah tekanan besar persaingan Serie A dan Liga Champions, Inter sejauh ini menunjukkan stabilitas dan energi positif.
Jika performa ini terus berlanjut, keputusan memilih Chivu bisa menjadi salah satu langkah paling visioner dalam era kepemimpinan Beppe Marotta.
Kepercayaan Marotta pada Cristian Chivu jelas bukan hanya sekadar eksperimen, melainkan keyakinan bahwa Inter sedang membangun masa depan bersama pelatih yang ia nilai lebih tepat, bahkan dibanding legenda sekaliber José Mourinho.