Politik Bambu Apus: Bayang-bayang Kekuasaan yang Mengulur ke Semua Parpol di Tasikmalaya!

Ilustrasi kekuasaan politik
Ilustrasi
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Dinamika politik di Tasikmalaya tampaknya tengah digerakkan oleh kekuatan yang tak kasat mata, namun berakar kuat: politik Bambu Apus.

Istilah ini mulai mencuat di berbagai lingkaran elite politik dan birokrasi. Disebut-sebut, jaringan yang berpusat di kawasan Bambu Apus itu kini sedang menyiapkan langkah besar — mengendalikan poros kekuatan dari hampir semua partai politik menjelang tahun politik berikutnya.

Fenomena ini bukan sekadar bisik-bisik warung kopi. Di banyak pertemuan partai, nama “orang Bambu Apus” mulai muncul dalam daftar tim sukses, penasihat, bahkan dalam kepengurusan internal partai.

Baca Juga:Pesan Perjuangan Menjaga Lingkungan di Tasik Baseuh, Bentangkan Merah Putih dan Arung Jeram di CiwulanBREAKING NEWS! Tambang Emas Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya Ditutup

Dari partai lama hingga pendatang baru, jejaringnya seperti akar bambu: menyebar diam-diam, tapi mencengkeram kuat.

“Mereka tidak tampil di depan, tapi arah keputusan partai sering terasa berasal dari satu sumber yang sama,” ujar seorang kader partai senior yang enggan disebut namanya.

Julukan Bambu Apus mengandung makna simbolik. Ia lentur, namun sulit dipatahkan. Filosofi itu tampak diterjemahkan secara harfiah oleh para penggeraknya: bergerak tanpa suara, tapi mampu mengikat banyak pihak.

Sumber-sumber menyebut, jaringan ini berawal dari lingkaran mantan pejabat dan pengusaha lokal yang memiliki kedekatan lama dengan tokoh-tokoh penting di berbagai partai.

Di beberapa momentum politik terakhir, pengaruh mereka kian terasa. Dari penentuan bakal calon kepala daerah, distribusi rekomendasi partai, hingga penyusunan fraksi di DPRD, aroma koordinasi tak resmi itu seolah berhembus dari arah yang sama — arah Bambu Apus.

Yang menarik, jaringan ini tidak membatasi diri pada satu partai atau ideologi. Di satu sisi, mereka menempatkan figur di partai berbasis nasionalis; di sisi lain, mereka juga menyiapkan jaring di partai religius dan populis. Pendekatannya mirip bisnis: menyebar investasi ke semua lini, agar apa pun hasilnya, kendali tetap di tangan.

“Kalau partai A menang, mereka punya orang di sana. Kalau partai B bangkit, mereka juga punya akses. Intinya, semua pintu politik di Tasikmalaya harus terbuka bagi mereka,” kata seorang politisi muda Tasikmalaya.

0 Komentar