Sinopsis Film Dopamin, Dibintangi Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon

Film Dopamin
Sinopsis Film Dopamin, Dibintangi Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Film Dopamin (2025) menjadi salah satu karya paling berani tahun ini dari sutradara Teddy Soeria Atmadja (TSA), yang dulu dikenal sebagai Teddy Soeriaatmadja.

Sinopsis Film Dopamin (2025)

Film Dopamin mengikuti kisah Malik (Angga Yunanda) dan Alya (Shenina Cinnamon), pasangan muda yang hidupnya berada di ujung tanduk.

Setelah Malik kehilangan pekerjaan dan terlilit utang besar, rumah tangga mereka perlahan hancur oleh pertengkaran dan keputusasaan.

Baca Juga:Tayang Perdana di Bioskop Hari Ini! Berikut Sinopsis Film Sampai Titik TerakhirmuUlasan Dear X, Drama Korea Thriller yang Mengupas Sisi Gelap Sifat Manusia

Suatu malam, Malik bertemu dengan pria misterius yang kemudian membawa mereka menemukan koper berisi uang tunai dalam jumlah besar.

Kejadian ini menjadi titik balik hidup mereka, antara godaan kekayaan instan atau mempertahankan kejujuran.

Daya tarik utama film ini tentu berasal dari chemistry alami antara Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon, yang juga pasangan di dunia nyata.

Mereka menampilkan dinamika rumah tangga yang realistis, penuh cinta, frustrasi, dan kebimbangan.

Melalui lensa 25mm dan 35mm, TSA berhasil menangkap setiap ketegangan di antara keduanya.

Distorsi visual yang digunakan menciptakan efek personal namun menyesakkan, seolah penonton ikut terjebak dalam ruang sempit tempat Malik dan Alya berjuang.

Di tengah konflik, percikan humor kecil muncul secara natural, memberi jeda dari ketegangan tanpa mengurangi emosi.

Baca Juga:Reuni Park Seo Joon dan Won Ji An di Drama Korea Surely Tomorrow, Ini Jadwal Tayangnya!Preview Spirit Fingers Episode 7 dan 8, Hubungan Canggung Park Ji Hu dan Cho Jun Young

Dopamin bukan sekadar kisah pasangan muda yang jatuh bangun, tapi juga cermin realitas generasi sekarang yang bertahan hidup di tengah krisis ekonomi.

Secara teknis, Dopamin tampil sangat kuat. Ritme filmnya cepat namun tetap terjaga, didukung oleh scoring intens yang membuat ketegangan tidak pernah benar-benar hilang dari awal hingga akhir.

Durasi 1 jam 34 menit terasa pas untuk membangun konflik dan resolusi.

Sayangnya, penggunaan lagu-lagu populer seperti “Everything U Are” (Hindia) dan “Anything You Want” (Reality Club) sedikit mengganggu tone film yang seharusnya tetap mencekam.

Meski begitu, TSA tetap menunjukkan kematangan sinematiknya. Ia mampu menyeimbangkan antara drama emosional dan thriller moral tanpa kehilangan fokus cerita.

Lebih dari sekadar kisah rumah tangga, Dopamin adalah refleksi tentang manusia dan absurditas kebahagiaan modern.

0 Komentar