Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Pangandaran Terendah di Jabar, Hanya 1,91 Persen

Pengangguran di pangandaran
Pantai pasir putih Pangandaran (Pangandarankab.go.id)
0 Komentar

Untuk masyarakat yang bekerja di Kabupaten Pangandaran di tahun 2024, didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 47,23 persen. Namun untuk tahun 2025 belum diketahui.

Kurangnya lapangan pekerja di sektor industri manufaktur dan lain-lain, sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat.

Ujung-ujungnya Jadi Buruh Tani di Kampung

Salah seorang warga Kecamatan Parigi, Hendri (30), merasakan hal itu.

Awalnya ia bekerja di minimarket hingga usia 26 tahun, namun karena kontrak yang tidak diperpanjang, iapun sempat berkelana ke Kota Bandung.

Baca Juga:Rahasia Jabatan Abadi di Kota Tasikmalaya: Ketika Kursi Lebih Setia dari Kepala Daerah!54 Orang Terluka dalam Insiden Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Sebagian Besar Pelajar

“Saya kerja di pabrik, mungkin ada sekitar 2 tahunan, namun karena masalah kontrak juga, terus istri hamil, saya pulang kampung ke Parigi,” katanya.

Setelah pulang ke Parigi, ia mencoba mencari pekerjaan lain, tapi karena usia dan sulitnya mencari peluang kerja yang sesuai dengan basic pendidikanya, iapun sempat nganggur beberapa saat.

Pada akhirnya ia kini bekerja bersama ayahnya, jadi buruh pertanian.

“Ya mungkin karena pekerjaan di Pangandaran tidak banyak, tapi kalau untuk pertanian dan perikanan, masih terbuka lebar. Kalah saya terjun ke pariwisata, gak punya basic,” curhatnya.

UMK Pangandaran yang ditetapkan pada tahun 2025 di sebesar Rp2.221.724, naik dari Rp2.086.126 pada tahun 2024.

Saat ini UMK Pangandaran tercatat masih unggul di banding tetangganya Kota Banjar, yakni sebesar Rp 2.204.754,48.

Namun UMK Pangandaran terhitung masih terendah ketiga di Jawa Barat, diatas Kabupaten Kuningan dan juga Kota Banjar di urutan terakhir

Untuk tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pangandaran, juga yang terendah di Jawa Barat. (Deni Nurdiansah)

0 Komentar