Namun, sebagian para birokrat di Kota Tasikmalaya menilai lain. Menurut mereka, prestasi individu tidak boleh menutup mata terhadap pentingnya regenerasi.
“Birokrasi harus hidup dari sirkulasi jabatan. Kalau satu posisi terlalu lama diduduki orang yang sama, sistem kehilangan vitalitas,” ungkap mantan pejabat yang sengaja mengirimkan statemennya ke dapur redaksi Radar Tasikmalaya.
Tetapi bagi sang kadis, semua itu mungkin tak terlalu penting. Ia sudah terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Yang ia tahu, setiap pagi ia masih menandatangani berkas, menghadiri rapat, dan menatap papan nama yang sama seperti dua puluh tahun lalu.
Baca Juga:54 Orang Terluka dalam Insiden Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Sebagian Besar Pelajar2 Pipa PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya Putus Akibat Longsor, Pasokan Air ke Beberapa Wilayah Ditutup Sementara
Nama yang sama, jabatan yang sama, dan — mungkin — kekuatan yang sama. Di ruang kerjanya yang sunyi, ia tetap menjadi simbol dua sisi birokrasi: antara prestasi yang diakui dan kekuasaan yang tak tergoyahkan. (red)
