RADARTASIK.ID – Tanaman cabe jawa kini tidak lagi sekadar komoditas pertanian biasa, melainkan telah menjadi sumber penghasilan nyata bagi anggota kelompok tani di Yogyakarta.
Melalui semangat gotong royong dan inovasi, tanaman ini membawa perubahan positif, baik secara ekonomi maupun lingkungan bagi masyarakat sekitar.
Dilansir dari kanal Cap Capung, Ibu Alis, Ketua Kelompok Tani Sumber Rezeki, mengisahkan perjalanan kelompok yang berdiri sejak tahun 2014.
Baca Juga:Samsung Galaxy A57 5G Bocor! Ungkap Desain Premium dan Performa Gahar Exynos 1680Ongkos Kirim Gede Tapi Untungnya Jadi Kecil, Begini Strategi Efisiensi Logistik UMKM agar Tetap Kompetitif
Awalnya, mereka fokus pada kegiatan pertanian umum. Namun, pandemi COVID-19 justru menjadi titik balik yang mendorong mereka memanfaatkan lorong-lorong sempit yang sebelumnya tidak terawat untuk menanam cabe jawa.
Dengan bimbingan Pendamping Lapangan (PPL), Bapak Sagio, kelompok tani mulai membersihkan lahan dan mengolah tanah sebelum menanam 20 bibit cabe jawa pertama yang diberikan sebagai sumbangan.
Meski pada awalnya banyak anggota belum mengenal tanaman ini, semangat belajar membuat mereka terus mencoba.
Percobaan pertama memang gagal karena sebagian tanaman rusak akibat ketidaktahuan warga sekitar yang mengira tanaman tersebut gulma saat melakukan pembersihan rumput.
Tidak menyerah, kelompok tani melakukan penanaman ulang dengan strategi baru yang lebih terencana.
Mereka membuat surat edaran melalui ketua RW untuk mengedukasi masyarakat agar ikut menjaga tanaman cabe jawa.
Perlahan, kesadaran warga meningkat, dan kini jumlah tanaman telah mencapai lebih dari 500 hingga 600 bibit yang tumbuh subur di berbagai titik.
Baca Juga:Semua Isinya Gacor Abis! Huawei Mate 70 Air Tampil Ramping Dan BertenagaKombinasi Sempurna! Samsung Galaxy M17 5G Hadirkan Performa, Kamera, dan Daya Tahan Andal
Sistem kerja kelompok pun diatur secara bergilir dengan piket harian, melibatkan sekitar 20 anggota aktif dari total 30 anggota.
Setiap kegiatan mulai dari penyiraman, pemupukan, hingga panen dilakukan bersama dan hasilnya dicatat secara transparan melalui grup WhatsApp kelompok.
Selain memperindah lingkungan dan memperbaiki kualitas udara, kegiatan ini juga memberikan dampak ekonomi nyata.
Para anggota memperoleh tambahan penghasilan dari penjualan bibit, cabe jawa segar, serta lima jenis produk olahan berbasis cabe jawa yang kini mulai dikenal pasar lokal.
Menariknya, anggota kelompok juga didorong untuk menanam cabe jawa di rumah masing-masing.
Hasil panen mereka kemudian disetorkan ke kelompok sebagai bentuk tabungan, menciptakan sistem ekonomi berbasis komunitas yang saling menguntungkan.
