Jabatan Abadi: Sang Pelaksana Segala Tugas di Kota Tasikmalaya!

Pejabat abadi nan jaya sakti
Ilustrasi pejabat sakti
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di atas panggung birokrasi, kursi-kursi jabatan terus berganti penumpang. Namun ada satu sosok yang tak pernah benar-benar turun.

Dialah yang kini viral dijuluki banyak orang sebagai “Kadis Abadi nan Jaya” — pejabat multi peran yang bisa menjelma di berbagai dinas, seolah bayangannya ikut di setiap rotasi.

Bukan tanpa alasan — setiap kali ada kekosongan, entah karena pensiun, nonjob, atau sekadar rotasi, nama yang sama selalu muncul di surat keputusan: Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas.

Baca Juga:Misteri di Balik Jabatan Abadi Kepala BKPSDM Kota TasikmalayaPersikotas Lalui Fase Grup Liga 4 Seri 1 Jabar Tanpa Kekalahan

Pengamatan Radar, entah sudah berapa kali tanda tangannya menghiasi lembar disposisi lintas dinas.

Hari ini ia Plt di Dinas A, bulan depan di Dinas B. Bahkan dua posisi sekaligus. Dan anehnya, tak ada yang protes. Seolah semua sudah biasa.

Birokrasi berjalan seperti sirkus yang selalu menampilkan aktor lama dalam peran yang berganti-ganti.

Padahal, di bawahnya ada puluhan pejabat yang menunggu giliran. Ada yang lebih muda atau tua, lebih segar dan bahkan lebih berprestasi.

Namun, giliran itu tak kunjung tiba — seakan sistem promosi berhenti di satu nama yang “selalu dipercaya.”

“Dia memang orang kepercayaan, entah kepercayaan siapa,” begitu kata beberapa rekan sejawat, pelan, seperti takut dinding ikut mendengar.

Tapi kepercayaan macam apa, jika hanya berputar pada satu sosok, tanpa regenerasi? Bukankah birokrasi seharusnya tumbuh dari proses kaderisasi, bukan kedekatan?

Baca Juga:Ini Deretan Fasilitas Olahraga yang Tersedia di Dadaha Kota TasikmalayaKado Spesial Ulang Tahun! Persikotas Kalahkan Perses dan Pastikan Lolos ke Babak 16 Besar Liga 4 Seri 1 Jabar

Wajahnya muncul di setiap pelantikan, selalu di barisan depan. Senyumnya sama, tapi sorot mata orang-orang di sekitarnya mulai berubah — antara kagum dan letih.

Kekuasaan administratif yang panjang telah menjadikannya seperti poros:

semua mutasi, semua disposisi, seakan berawal dan berakhir di mejanya.

Di luar gedung, publik mulai bertanya:

apakah jabatan bisa diwariskan pada diri sendiri, berkali-kali, dalam bentuk Plt yang tak pernah selesai?

Di dalam gedung, pertanyaan itu bergema pelan — tapi cukup nyaring untuk mengguncang nurani para pejabat yang mulai kehilangan harapan naik pangkat.

Sampai kapan satu nama terus jadi solusi atas setiap kekosongan? Dan adakah kepala daerah yang berani memutus rantai “abadi nan jaya” ini, agar roda birokrasi benar-benar berputar — bukan hanya berputar di satu poros yang sama? (red)

0 Komentar