“Tidak ada yang perlu istirahat secara khusus. Kami akan beristirahat malam ini, dan besok kami bermain,” lanjutnya.
“Saya sulit memahami mentalitas ‘istirahat’ ini. Kalau rotasi, ya, itu mungkin. Tapi istirahat karena lelah? Dia akan istirahat di rumah,” tegasnya.
Pelatih berpengalaman itu juga menyinggung kesulitan yang dihadapi klub Italia di Eropa.
Baca Juga:Tinggalkan Permainan Cantik, Ivan Juric Bawa Atalanta Raih Kemenangan Perdana di Liga ChampionsInter Susah Payah Kalahkan Kairat Almaty, Maicon Ingatkan Chivu pada Laga Lawan Rubin Kazan di Era Mourinho
“Tempo permainan di Eropa sangat berbeda dibanding Serie A. Tim-tim di sini jauh lebih agresif dan cepat. Jadi kami harus bermain dengan intensitas yang sama,” paparnya.
Kemenangan tandang terakhir Roma di Eropa terjadi di Nice pada Matchday 1. Setelah itu, performa mereka di luar negeri menurun, termasuk dari Sheriff (1-2).
Gasperini berharap laga di Ibrox menjadi titik balik bagi timnya.
Sementara Rangers punya rekor kandang cukup solid di kompetisi Eropa musim ini—mereka menang atas Panathinaikos dan Viktoria Plzen di babak kualifikasi Liga Champions.
Namun, dua kekalahan terakhir di kandang sendiri dari Club Brugge dan Genk menjadi tanda bahaya bagi tim tuan rumah.
Bagi Roma, duel di Glasgow ini lebih dari sekadar laga grup. Ini adalah ujian mentalitas dan fisik, serta kesempatan untuk menunjukkan bahwa proyek Gasperini di ibu kota Italia benar-benar berada di jalur yang tepat.
Satu hal yang pasti: tidak ada ruang untuk beristirahat di bawah asuhan sang pelatih jika ingin menjadi juara di Eropa.
