TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pelantikan 192 pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya Jumat pekan lalu masih menyisakan polemik. Khususnya rotasi mutasi pejabat eselon III dan IV yang menerapkan sistem campuran atau hybrid.
Pengamat pemerintahan sekaligus akademisi asal Tasikmalaya, Asep M Tamam, menilai kisruh internal yang muncul setelah rotasi-mutasi besar-besaran itu berpotensi mencederai kredibilitas program manajemen talenta yang selama ini digadang sebagai langkah reformasi birokrasi.
“Kalau dari awal sudah sepakat menggunakan manajemen talenta, maka harus ada komitmen untuk memberi keleluasaan kepada lembaga yang menanganinya. Karena di dalamnya ada para guru besar dan profesor. Kalau direcoki, wibawa mereka bisa tereduksi,” ujar Asep kepada Radar, Rabu (5/11/2025).
Baca Juga:Sidang Perdana di PN Bandung, Endang Juta Ngaku Sakit LambungPengusaha Hotel di Tasikmalaya Turut Cemaskan Dampak Pemangkasan TKD
Menurutnya, sejauh ini penerapan manajemen talenta baru dilakukan pada level pejabat Eselon II. Proses itu sudah melibatkan para akademisi dan profesor dalam proses seleksi calon kepala dinas, sehingga hasilnya relatif kredibel dan profesional.
“Kader terbaik sudah dihasilkan. Tinggal diuji publik dalam tiga sampai enam bulan ke depan bagaimana hasil kinerjanya,” tambahnya.
Namun, Asep menyoroti persoalan justru muncul dari level Eselon III dan IV yang masih menggunakan sistem campuran (hybrid), antara manajemen talenta dan penilaian Baperjakat.
Sehingga ada dua acuan yang membuat celah perkeliruan dalam prakteknya dan menimbulkan persepsi liar.
“Ini yang bikin kebisingan. Padahal level atasnya sudah bagus, melibatkan profesor untuk kurasi. Tapi di bawahnya, kalau masih seperti ini, ya publik melihatnya jadi berisik,” ujarnya.
Ia menilai, kondisi ini berpotensi menimbulkan persepsi negatif terhadap kredibilitas para akademisi yang terlibat dalam proses seleksi pejabat. Padahal pemkot menggaungkan semangat profesionalisme melalui penerapan manajemen talenta.
“Akhirnya muncul asumsi, dengan metode apa pun tak akan benar. Padahal kita berharap banyak pada figur muda seperti Wali Kota Viman, bahwa dengan manajemen talenta akan lahir sistem yang objektif dan bebas intervensi,” tegasnya.
Baca Juga:Rotasi Mutasi ASN di Kota Tasikmalaya Sisakan Tanya, Murni Hasil Kajian?Palu, Janji dan Pokir! Cerita di Balik Disepakatinya Pinjaman Bupati Tasikmalaya Rp 230 Miliar
Kendati demikian, Asep mengaku masih ada harapan positif terkait arah reformasi birokrasi di Kota Tasikmalaya. Namun, ia menegaskan perlunya evaluasi serius agar idealisme yang dibangun tidak tersandera kepentingan politis.