Sistem Drainase Kota Buruk, Pemkot Tasikmalaya Tak Juga Peka

sistem drainase di kota tasikmalaya
Warga memeriksa sumbatan saluran air saat banjir menggenangi Jalan HZ Mustofa, Senin sore 3 November 2025. (Ayu Sabrina/radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Banjir atau genangan yang sudah rutin terjadi di sejumlah titik seharusnya jadi pengingat bagi Pemkot Tasikmalaya bahwa ada masalah pada infrastruktur yang ada, khususnya di Jalan HZ Mustofa.

Namun ratusan peristiwa yang sudah terjadi tampaknya belum cukup membuat pemkot peka untuk melakukan pembenahan atas akar masalahnya.

Di jalan paling sibuk di Kota Tasikmalaya ini, waktu biasanya berlari. Namun, setiap kali hujan datang, detik-detik kota ini seolah berhenti, air menggenang dan lalu lintas tersendat. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, genangan kembali menjadi cermin, tentang kota yang belum belajar mengelola dirinya sendiri.

Baca Juga:Dana Transfer Dipangkas, TPP ASN Priangan Timur Terancam PemotonganSoal Pinjaman Pemkab Tasik Rp 230 M, Hj Nurhayati Effendi: Hati-Hati Terpeleset!

Sebab genangan di Jalan HZ Mustofa bukan sekadar peristiwa alam. Ia adalah potret lemahnya tata kelola dan hilangnya kepekaan pemerintah kota terhadap persoalan yang berulang.

“Drainase kita tidak pernah ditata dengan sistemik. Setiap pembangunan baru tidak memperhitungkan ke mana air harus pergi.” ujar Hj Nurhayati Effendi, anggota DPR RI Komisi IX Periode 2014–2024.

Dia menilai bahwa kejadian ini mencerminkan lemahnya tata kelola perkotaan dan minimnya kepekaan pemerintah terhadap masalah dasar masyarakat.

“Kalau sebuah jalan protokol kota, yang jadi etalase Tasikmalaya, bisa tergenang setiap kali hujan, itu bukan sekadar masalah drainase, itu masalah perencanaan dan keseriusan,” ujar Nurhayati.

Menurutnya, penanganan banjir di Kota Tasikmalaya selama ini masih bersifat seremonial dan tambal sulam. Sebatas langkah yang hanya memperbaiki kondisi sesaat, tanpa menuntaskan ke akarnya.

“Setiap kali terjadi banjir, tim turun, air disedot, foto diambil, lalu selesai. Tidak ada audit sistem drainase secara menyeluruh, tidak ada evaluasi tata ruang, dan tidak ada pembenahan struktural,” tegasnya.

Nurhayati menilai bahwa Pemkot Tasikmalaya cenderung reaktif, bukan antisipatif dalam menyikapi persoalan genangan air saat hujan yang sudah menjadi rutinitas.

Baca Juga:Warga Sinagar Kabupaten Tasikmalaya Gelar Doa Bersama untuk Endang JutaUsai Dilimpahkan ke Kejari Bandung, Bos Pasir Galunggung Kini Dititip di Lapas Kebonwaru

“Kota ini terus berkembang, tapi sistem penyerapan airnya masih seperti dua dekade lalu. Pembangunan berjalan, izin bangunan dikeluarkan, tapi tidak ada hitung-hitungan daya tampung air di wilayah sekitar. Akhirnya, yang menanggung akibatnya rakyat di bawah,” ujarnya.

0 Komentar