RADARTASIK.ID – Kabar membanggakan datang dari dunia pertanian Indonesia — produksi beras nasional meningkat 2025 dengan lonjakan mencapai 13%, menandai era baru kemandirian pangan yang semakin nyata.
Berdasarkan informasi yang dikutip melalui kanal resmi Kementerian Pertanian RI, di mana Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan langsung hasil prediksi dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa produksi beras tahun ini diproyeksikan menembus 34,77 juta ton.
“Hari ini kita mendapatkan kabar gembira baru saja diumumkan oleh BPS bahwasanya produksi diprediksi produksi kita tahun ini adalah 34,77 juta ton. Artinya ini naik dari tahun lalu 4,15 juta ton atau 13%. 13,59%. Ini naik, ini berkat kerja keras kita semua termasuk teman media, kami mengucapkan terima kasih tak terhingga atas capaian ini,” ujar Menteri Amran.
Baca Juga:Rekomendasi HP Terbaru November 2025 Dengan Spek Gahar, Baterai Besar, dan Tampilan Kelas Sultan!Berapa Angsuran KUR BRI 2025 Rp 300 Juta? Ini Simulasi Cicilan dan Tenor yang Paling Aman
Dengan capaian tersebut, Indonesia dipastikan tidak akan melakukan impor beras tahun ini, bahkan stok nasional per awal November mencapai 3,8 juta ton dan kemungkinan di akhir tahun sekitar 3,1 juta ton.
“Sampai detik ini tidak ada impor. Saya yakin 1 bulan ke depan Insya Allah tidak ada impor,” tegas Amran dalam keterangannya.
Peningkatan produksi ini juga membawa dampak positif terhadap kesejahteraan petani. Harga yang sebelumnya Rp5.000 kini naik menjadi Rp6.500, mendorong Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 124 persen dengan nilai ekonomi hingga Rp122 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa berbagai kebijakan pertanian modern Indonesia yang diterapkan selama beberapa bulan terakhir mulai membuahkan hasil nyata di lapangan.
Menteri Andi Amran Sulaiman menambahkan, keberhasilan ini tak lepas dari kebijakan strategis Presiden Prabowo yang berfokus pada peningkatan produksi jangka panjang dan efisiensi sumber daya.
Beberapa langkah nyata yang tengah dijalankan di antaranya program cetak sawah baru seluas 225.000 hektare, optimalisasi lahan hingga tiga kali tanam per tahun di 800.000 hektare, dan pembangunan irigasi modern untuk mendukung peningkatan produktivitas.
Selain itu, Indonesia kini tengah menuju era pertanian berbasis teknologi digital dengan pemanfaatan drone untuk proses tanam dan pemupukan.
Baca Juga:Pinjaman Kedua Kali KUR BRI 2025 Rp70 Juta, Ini Simulasi Angsuran dan Syarat Terbarunya!Oppo A6 GT 5G Resmi! Desain Mewah Dengan Snapdragon 7 Gen 3 Dan Daya Tahan Gacor!
Melalui penerapan smart farming dan precision agriculture, biaya operasional menurun drastis, sementara hasil panen meningkat tajam.
