GARUT, RADARTASIK.ID – Pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat untuk dana Transfer ke Daerah (TKD) tahun 2026 sebesar Rp 436 miliar menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Kabupaten Garut.
Namun, Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menilai langkah tersebut bukanlah bencana, melainkan peluang untuk memperkuat kreativitas dan efisiensi dalam merancang Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2026.
Dengan anggaran yang semakin terbatas, Wabup Garut mendorong Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk berpikir lebih inovatif dan cepat dalam merespons perubahan.
Baca Juga:Sepenggal Cerita Bergantinya Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen Windiyatno ke Mayjen Bangun NawokoPanduan Lengkap Desain Teras Rumah Minimalis yang Estetik dan Fungsional
Pemerintah pusat memutuskan untuk melakukan pemangkasan signifikan pada dana TKD sebagai bagian dari kebijakan fiskal nasional.
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendorong perbaikan tata kelola keuangan daerah dan mendorong efisiensi belanja.
Untuk Kabupaten Garut, pemangkasan ini berjumlah Rp 436 miliar, yang jelas memengaruhi alokasi dana untuk berbagai program dan kegiatan daerah.
Namun, meski pemangkasan ini terkesan berat, Putri Karlina menganggapnya sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan cara yang lebih kreatif.
Ia menegaskan, kebijakan ini bukanlah bencana, melainkan kesempatan untuk berpikir lebih keras dan keluar dari pola lama.
”Dipotong oleh pusat bukan berarti sebuah bencana. Bagi kita justru cara untuk kita berpikir lebih keras lagi, lebih kreatif lagi,” ucapnya, Senin, 3 November 2025.
Dalam menghadapi pemangkasan TKD yang cukup signifikan, Wabup Garut menyarankan agar SKPD lebih mempercepat proses penyusunan RKA 2026.
Baca Juga:Umrah Mandiri Resmi Dilegalkan, Kemenag Kabupaten Garut Ingatkan Masyarakat Waspada RisikoBekuk Persitas, Persigar Garut Raih Kemenangan Perdana di Liga 4, Siap Menaklukan Persikotas
Ia mengingatkan agar para kepala dinas tidak hanya mengulang kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Sebaliknya, mereka harus mampu merancang program yang lebih efisien dan berdampak langsung pada masyarakat.
Putri mengungkapkan, dalam beberapa presentasi yang dilakukan oleh SKPD, banyak ditemukan kegiatan yang kurang efektif dan tidak memberikan dampak yang signifikan.
”Kemarin sudah ada beberapa dinas yang ekspos ke saya masih banyak ditemukan kegiatan-kegiatan yang kurang efektif dan impactful,” katanya.
Oleh karena itu, ia meminta para SKPD untuk berpikir di luar kebiasaan dan menyesuaikan program dengan kondisi dan kebutuhan terkini.
Lebih lanjut, Putri Karlina menekankan pentingnya kolaborasi antar SKPD dan tim di lapangan.
