Lini Serang Urutan Kesebelas di Serie A, Roma Butuh Penyerang Baru Jika Ingin Raih Scudetto

AS Roma
Ilustrasi skuad AS Roma Foto: Tangkapan layar Instagram@officialsasroma
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Di saat ambisi Scudetto mulai digaungkan, AS Roma justru menghadapi kenyataan pahit di lini depan.

Usai gagal mencuri poin di kantang Milan, Giallorossi hanya memiliki lini serang urutan ke-11 di Serie A.

Mereka baru mencetak 10 gol dari jumlah pertandingan yang sama, sejajar dengan Torino dan Sassuolo, sebuah catatan yang lebih mirip tim papan tengah ketimbang calon juara.

Baca Juga:Wasit Guida Tendang Saelemaekers karena Lakukan Selebrasi Usai Dybala Gagal Eksekusi PenaltiFabio Capello: AS Roma Cuma Hebat di Babak Pertama

Yang lebih ironis, hanya tim-tim peringkat 14 ke bawah yang memiliki catatan gol lebih buruk.

Statistik ini menjadi semakin mencolok setelah laga di San Siro kemarin, di mana Roma tampil dominan selama setengah jam pertama melawan AC Milan, namun gagal memanfaatkannya dengan gol.

Media Italia melihat Roma tampil impresif di awal laga, tetapi tidak mampu menuntaskan peluang untuk menjadi gol.“Pada setengah jam pertama, permainan terbuka dan kami bermain sangat baik. Namun mereka gagal menyelesaikan peluang dan mengendalikan permainan,” tulis Calciomercato.

“Itu membuat Milan mendapat momentum dan bermain dengan lebih banyak ruang membuat Roma kesulitan di babak kedua,” lanjut media Italia tersebut.

Roma memang sempat mendapat kesempatan lewat penalti di menit-menit akhir, tetapi gagal dikonversi menjadi gol.

Momen itu memperpanjang tren negatif Giallorossi yang seolah kesulitan setiap kali berada di depan gawang.

Kekurangan tim Gasperini bukan hanya soal nasib buruk, melainkan juga kualitas penyelesaian akhir.

Baca Juga:Sandro Sabatini: Mike Maignan Buat Milan Tertawa dan Roma MenangisSaelemaekers Lakukan Selebrasi Emosional saat Dybala Gagal Eksekusi Penalti: Fans AS Roma Ngamuk

Krisis di lini depan diperparah oleh kondisi Paulo Dybala yang kembali mengalami cedera. Sang bintang Argentina itu ditarik keluar lebih cepat usai gagal mengeksekusi penalti.

Absennya Dybala jelas menjadi pukulan berat bagi Roma, karena ia selama ini menjadi pemain paling kreatif sekaligus pencetak gol terbanyak tim.

Selain Dybala, pelatih asal Italia itu juga belum menemukan sosok ideal di posisi penyerang tengah.

Gasperini sempat mencoba kombinasi Dybala dan Matías Soulé sebagai duet depan sejak menit pertama, mengingat Ferguson tidak tersedia.

Namun, eksperimen itu kembali tidak membuahkan hasil.

Penyerang Ukraina, Artem Dovbyk, baru dimasukkan 15 menit menjelang laga usai. Sayangnya, kontribusinya pun minim: hanya satu sentuhan bola.

0 Komentar