Komisi III kemudian meminta agar perizinan yang diberikan kepada Perusahaan Putra Mandiri, yang mengelola tambang pasir batu di kawasan Galunggung, untuk dikaji ulang. Gumilar menekankan bahwa perizinan untuk pengelolaan tambang ini berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi, sementara izin operasional penggilingan pasir batu dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al-Ayubi, juga meninjau lokasi rumah warga yang terdampak banjir pada Sabtu (1/11/2025). Dia mengungkapkan bahwa banjir terjadi akibat kombinasi intensitas hujan yang tinggi dan longsoran material dari tambang.
“Banjir ini sebenarnya air bah yang tertahan longsoran tanah. Air yang menggerus lahan persawahan dan merendam rumah warga tidak dapat ditahan oleh longsoran tersebut,” jelas Asep.
Baca Juga:Dana Transfer Dipangkas, TPP ASN Priangan Timur Terancam PemotonganSoal Pinjaman Pemkab Tasik Rp 230 M, Hj Nurhayati Effendi: Hati-Hati Terpeleset!
Asep menambahkan bahwa kejadian ini sangat disayangkan karena seharusnya bisa dicegah dengan kewaspadaan lebih terhadap kondisi lingkungan. Ia meminta agar tanggul penahan limbah tambang pasir yang sempat jebol diperbaiki.
Selain itu, Asep juga mendesak pemerintah provinsi Jawa Barat untuk meninjau kembali izin tambang pasir di Galunggung dan memastikan kelolaannya sesuai dengan ketentuan agar dampak lingkungan dapat dikendalikan.
Ia juga mengingatkan pentingnya kerjasama antara semua pihak untuk merawat dan menjaga alam, khususnya di kawasan Gunung Galunggung, dengan cara melakukan penghijauan dan menghindari eksploitasi ruang yang merusak lingkungan.
“Langkah pertama adalah menyelamatkan sungai dengan penghijauan, dan kita harus lebih waspada agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegas Asep.
Diberitakan sebelumnya, diduga akibat tanggul limbah di lokasi tambang pasir Galunggung jebol, puluhan rumah di Kampung Cihaseum, Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu terendam banjir pada Jumat (31/10/2025).
Banjir ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 16.00 sore hingga menjelang magrib. Genangan air masuk ke pemukiman, merendam lahan persawahan, serta kolam ikan milik warga setempat.
Ketinggian genangan air bervariasi, mulai dari setinggi betis hingga sepinggang orang dewasa. Meski air sudah mulai surut, warga masih sibuk membersihkan rumah mereka yang terendam air bercampur pasir.
Baca Juga:Warga Sinagar Kabupaten Tasikmalaya Gelar Doa Bersama untuk Endang JutaUsai Dilimpahkan ke Kejari Bandung, Bos Pasir Galunggung Kini Dititip di Lapas Kebonwaru
Ketua Karangtaruna Desa Linggajati, Tedi, menjelaskan bahwa hujan deras terjadi sejak pukul 15.30 sore, berlangsung sekitar dua hingga tiga jam hingga pukul 17.00. Wilayah yang paling parah terdampak adalah Kampung Cihaseum, khususnya di lima RT, dengan beberapa rumah mengalami kerusakan, seperti tembok atau dapur yang jebol akibat banjir.
