“Gol itu bukan hasil keberuntungan, tapi konsekuensi dari kesabaran dan mentalitas Milan,” tulis Sabatini sambil menegaskan bahwa inilah momen klasik yang sering disebut dalam sepak bola sebagai “hukum gol yang keras”.
Memasuki babak kedua, Milan semakin mendominasi. Maignan sempat diselamatkan oleh tiang gawang usai tendangan Nkunku, sementara Svilar di bawah mistar Roma juga melakukan penyelamatan luar biasa.
Namun, drama sesungguhnya terjadi di 10 menit terakhir ketika Roma mendapat penalti setelah handball Fofana.
Baca Juga:Gagal Eksekusi Penalti ke Gawang AC Milan, Dybala Menangis di Bangku CadanganSelamatkan Penalti Dybala, Media Italia Sebut Mike Maignan Kenakan Jubah Batman
Paulo Dybala maju sebagai eksekutor, tapi tendangannya berhasil ditepis Maignan yang bergerak ke sisi kiri dengan refleks cepat.
Tak hanya gagal menyamakan kedudukan, Dybala juga terlihat mengalami cedera paha kiri usai menendang bola.
Kamera DAZN menangkap wajahnya yang menahan tangis di bangku cadangan, memperlihatkan betapa beratnya kegagalan itu bagi Roma.
Sabatini menutup analisanya dengan satu kalimat yang menggambarkan suasana hati kedua tim: “Milan tertawa dengan kemenangan heroik mereka, Roma menangis karena kesalahan dan nasib buruknya.”
Usai laga, para pemain Milan merayakan kemenangan penuh emosi di San Siro, sementara di sisi lain, Dybala hanya bisa duduk terpaku, menatap lapangan dengan mata berkaca-kaca.
Sebuah malam yang menyisakan dua wajah, kebahagiaan merah-hitam dan kesedihan merah-kuning.
