TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di jalan paling sibuk di Kota Tasikmalaya ini, waktu biasanya berlari. Namun, setiap kali hujan datang, detik-detik kota ini seolah berhenti.
Air menggenang. Lalu lintas tersendat.Dan di tengah hiruk-pikuk kehidupan, genangan kembali menjadi cermin:tentang kota yang belum belajar mengelola dirinya sendiri.
Sebab genangan di Jalan HZ Mustofa bukan sekadar peristiwa alam. Ia adalah potret lemahnya tata kelola dan hilangnya kepekaan pemerintah kota terhadap persoalan yang berulang.
Baca Juga:Tim Sepak Bola Kota Tasikmalaya Persikotas FC Taklukkan Persitas 2-0 di Liga 4 Seri 1 JabarSetiap Hujan Turun, Kota Tasikmalaya “Tenggelam”: Genangan yang Tak Pernah Jadi Pelajaran!
“Drainase kita tidak pernah ditata dengan sistemik. Setiap pembangunan baru tidak memperhitungkan ke mana air harus pergi.” ujar Hj Nurhayati Effendi, anggota DPR RI Komisi IX Periode 2014–2024.
Dia menilai bahwa kejadian ini mencerminkan lemahnya tata kelola perkotaan dan minimnya kepekaan pemerintah terhadap masalah dasar masyarakat.
“Kalau sebuah jalan protokol kota, yang jadi etalase Tasikmalaya, bisa tergenang setiap kali hujan, itu bukan sekadar masalah drainase — itu masalah perencanaan dan keseriusan,” ujar Nurhayati.
Menurutnya, penanganan banjir di Kota Tasikmalaya selama ini masih bersifat seremonial dan tambal sulam.
“Setiap kali terjadi banjir, tim turun, air disedot, foto diambil, lalu selesai. Tidak ada audit sistem drainase secara menyeluruh, tidak ada evaluasi tata ruang, dan tidak ada pembenahan struktural,” tegasnya.
Nurhayati menilai bahwa Pemkot Tasikmalaya cenderung reaktif, bukan antisipatif.“Kota ini terus berkembang, tapi sistem penyerapan airnya masih seperti dua dekade lalu. Pembangunan berjalan, izin bangunan dikeluarkan, tapi tidak ada hitung-hitungan daya tampung air di wilayah sekitar.Akhirnya, yang menanggung akibatnya rakyat di bawah,” ujarnya.
Ia juga menyoroti lemahnya koordinasi antar-dinas. “Persoalan banjir itu lintas sektor — bukan hanya urusan PU, tapi juga tata ruang, lingkungan hidup, dan kebersihan. Kalau koordinasi lemah dan hanya bergerak setelah viral di media sosial, itu artinya manajemen krisis belum jalan.” tuturnyq.
Baca Juga:Upayakan Perbaikan Stadion Wiradadaha Kota Tasikmalaya, Bisa Dipakai Persikotas FC untuk Pertandingan KandangPersikotas FC Jaga Kepercayaan Diri Lawan Persitas, Derby Tasikmalaya Membuka Liga 4 Seri 1 Jabar 2025
Dalam pandangannya, Pemkot perlu segera melakukan audit drainase kota secara menyeluruh, termasuk meninjau ulang izin bangunan di kawasan padat seperti Jalan HZ Mustofa, Cihideung, dan sekitarnya.
