TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Gelombang promosi dan rotasi pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya yang baru digelar, diduga bukan sepenuhnya hasil kajian pemerintahan saat ini.
Sejumlah sumber menyebut, banyak nama yang masuk daftar pelantikan merupakan hasil kajian dan rekomendasi dari kepala daerah terdahulu.
Informasi tersebut membuat suasana internal ASN menjadi hangat. Pasalnya, sejumlah pejabat yang kini dipromosikan disebut sudah “masuk daftar” sejak masa pemerintahan sebelumnya, namun baru terealisasi di era kepemimpinan sekarang.
Baca Juga:Soal Pinjaman Pemkab Tasik Rp 230 M, Hj Nurhayati Effendi: Hati-Hati Terpeleset!Warga Sinagar Kabupaten Tasikmalaya Gelar Doa Bersama untuk Endang Juta
“Nama-nama itu sebenarnya sudah lama diusulkan. Proses seleksi, rekam jejak, dan penilaian manajemen talenta sudah dilakukan sejak tahun lalu. Jadi bisa dibilang, pelantikan sekarang tinggal melanjutkan hasil kajian lama,” ungkap salah satu sumber Radar, Jumat (31/10/2025).
Sumber lain di kalangan ASN menyebut, langkah itu menjadi bentuk kontinuitas kebijakan birokrasi. Namun, di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa keputusan promosi dan rotasi kali ini belum sepenuhnya mencerminkan penilaian aktual terhadap kinerja dan dinamika terbaru.
“Kalau kajiannya berdasarkan data lama, bisa jadi tidak sesuai dengan kondisi sekarang. Ada ASN yang kinerjanya meningkat tajam, tapi belum terakomodasi karena tidak masuk daftar lama,” ungkapnya.
Beberapa kalangan internal birokrasi menilai, ada aroma “pengotak-atikan” dalam proses implementasinya, terutama di tangan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) yang memegang kendali teknis pelaksanaan.
“Dulu sudah ada peta talenta, hasil penilaian lengkap berdasarkan kompetensi dan kinerja. Tapi yang muncul sekarang sebagian tidak sesuai dengan rekomendasi awal,” ujar seorang ASN cukup senior di lingkungan Setda Kota Tasikmalaya.
Sebagai penjaga dapur birokrasi, kata dia, Kepala BKPSDM sejatinya menjadi figur kunci yang menentukan arah profesionalisme aparatur. Namun, posisinya juga sering kali berada di tengah tekanan antara idealisme manajemen karier dan kepentingan politik praktis.
“BKPSDM itu ibarat wasit. Tapi kalau wasit ikut main, sistemnya rusak,” kata salah seorang ASN yang berdinas di salah satu kecamatan dengan nada getir.
Baca Juga:Usai Dilimpahkan ke Kejari Bandung, Bos Pasir Galunggung Kini Dititip di Lapas KebonwaruMasih Tak Percaya Bos Pasir Galunggung Ditahan, Netizen: Maenyak Loba Duit Dipenjara?
Menurutnya, perubahan dalam daftar rotasi terbaru menunjukkan indikasi kuat adanya intervensi personal dan tarik-menarik kepentingan, baik dari internal lembaga maupun dari lingkar kekuasaan.
