TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jalan Lingkar Utara (Lingtar) yang dikenal sebagai Jalan Baru di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya belum aman untuk aktivitas pedagang UMKM.
Ketika cuaca ekstrem terjadi, bangunan non permanen terancam rusak disapu angin kencang dan hujan deras.
Tiga kedai makan dan minum di jalur tersebut ambruk saat hujan deras disertai angin kencang terjadi pada Sabtu sore (1/11/2025). Pantauan radartasik.id, hingga Minggu siang (2/11/2025) kondisi bangunan-bangunan yang belum setahun berdiri itu masih porak-poranda.
Baca Juga:Soal Pinjaman Pemkab Tasik Rp 230 M, Hj Nurhayati Effendi: Hati-Hati Terpeleset!Warga Sinagar Kabupaten Tasikmalaya Gelar Doa Bersama untuk Endang Juta
Dari tiga bangunan itu, dua di antaranya berstruktur semi permanen dengan tudung spandek dan kanopi ringan, sementara satu lainnya memiliki konstruksi permanen. Kini ketiganya mengalami kerusakan, dua di antaranya tinggal puing dan atap seng yang berserakan di tepi jalan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar Surahman, membenarkan peristiwa tersebut.
“Sudah kami assessment, tapi untuk tindak lanjut diserahkan ke dinas teknis. BPBD tidak memiliki anggaran untuk membantu renovasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kawasan JB memiliki karakteristik datar dan terbuka tanpa banyak pepohonan, sehingga rawan diterpa angin kencang.
Bangunan semi permanen, terutama yang menggunakan bahan ringan seperti kanopi spandek, mudah rusak ketika angin datang tanpa penghalang di sekitarnya.
Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Pada Maret 2025, Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, telah menegaskan bahwa berdagang di kawasan JB tidak aman bagi pelaku UMKM.
“Kejadian seperti ini memperlihatkan bahwa berdagang di JB tidak aman. Kami akan memberikan imbauan dan langkah untuk mengantisipasi kejadian serupa,” kata Viman pada 12 Maret 2025 lalu.
Baca Juga:Usai Dilimpahkan ke Kejari Bandung, Bos Pasir Galunggung Kini Dititip di Lapas KebonwaruMasih Tak Percaya Bos Pasir Galunggung Ditahan, Netizen: Maenyak Loba Duit Dipenjara?
Namun, aktivitas ekonomi di kawasan tersebut terus berkembang. Lapak kuliner dan tenda jajanan bermunculan di sepanjang jalan yang menghubungkan wilayah Purbaratu dan Cibeureum—dua kecamatan yang, menurut data BPBD, termasuk wilayah paling sering terdampak bencana angin kencang.
“Purbaratu dan Cibeureum dari sisi elevasi itu landai. Sehingga memungkinkan, ketika angin datang tidak ada tegakan yang menahan itu. Sehingga angin langsung menerpa permukiman. Beda dengan wilayah Kawalu dan Bungursari, ketika angin kencang menerpa akan terhalang oleh bukit dan tegakan pohon,” jelas Ucu.
