Awalnya hubungan keduanya tegang karena Conte sempat menyingkirkan Fabregas karena memilih N’Golo Kanté dan Nemanja Matić di lini tengah, namun seiring waktu, keduanya saling menghormati dan saling melengkapi.
Dalam wawancaranya dengan BBC, Fabregas pernah menceritakan momen saat dirinya hampir tak dimainkan oleh Conte.
Namun setelah tampil gemilang melawan Manchester City dan memberikan assist penentu kontra West Brom, ia kembali merebut kepercayaan pelatihnya.
Baca Juga:Gervinho Yakin AS Roma Kalahkan AC Milan di San Siro: Mereka Punya Pertahanan yang Sulit DibobolLini Tengah Jadi Senjata AC Milan Patahkan Rekor Kemenangan Tandang AS Roma
“Conte membuat saya menderita di latihan, tapi saya belajar banyak darinya — soal kerja keras, disiplin, dan mental juara,” kenang Fabregas.
Kini sebagai pelatih, Fabregas tetap memuji mentornya.
“Conte adalah fenomena. Dari dia saya belajar metodologi, ketekunan, dan visi sepak bola yang jelas. Ide saya berbeda, tapi ia selalu membawa tim ke tujuan dengan otoritas dan kejelasan,” ujarnya.
Kemenangan Como atas Napoli musim lalu menjadi tonggak penting bagi perjalanan Fabregas sebagai pelatih muda.
Kini, menghadapi Conte lagi, ia akan menguji sejauh mana timnya bisa konsisten melawan tekanan besar.
Di sisi lain, Conte tentu ingin membalas kekalahan Februari lalu. “Kekalahan itu menyakitkan bagi Conte,” tulis media Italia Calciomercato.
Baik Napoli maupun Como datang dengan kepercayaan diri tinggi. Napoli tetap kuat meski kehilangan Buongiorno dan Rrahmani di lini belakang, sementara Como tampil matang, hanya kalah sekali sepanjang musim dan memiliki catatan pemulihan bola di area lawan terbaik di Serie A (72 kali).
Laga ini bukan hanya soal tiga poin, melainkan pertarungan ide. Apakah intensitas dan keberanian Fabregas mampu menembus ketelitian serta kontrol penuh ala Conte?
Baca Juga:AC Milan diminta Istirahatkan Modric: Main 191 Menit dalam 5 Hari Tak Baik untuk Pahlawan Super Usia 40 TahunSamai Catatan Gol Lautaro Martinez, Mantan Pemain Akademi Inter Jadi Incaran Bournemouth
Ataukah sang guru kembali menunjukkan bahwa disiplin dan pengalaman tetap menjadi fondasi utama untuk menang?
Satu hal pasti, duel Napoli vs Como akan menjadi panggung terbaik bagi dua generasi pelatih yang sama-sama mencintai penguasaan bola dengan cara yang sangat berbeda.
