Napoli vs Como: Ujian Filosofi Sepak Bola Menyerang Fabregas Melawan Penguasaan Bola ala Conte

Cesc Fabregas
Cesc Fabregas Foto: Tangkapan layar Instagram@comofootball
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Duel antara Napoli dan Como akhir pekan ini bukan sekadar pertandingan Serie A biasa.

Di Stadion Diego Armando Maradona, Minggu (2/11) pukul 00.00 nanti, dua filosofi besar sepak bola modern akan saling berhadapan.

Di satu sisi, ada Antonio Conte dengan pendekatan penguasaan bola yang metodis dan penuh kontrol.

Baca Juga:Gervinho Yakin AS Roma Kalahkan AC Milan di San Siro: Mereka Punya Pertahanan yang Sulit DibobolLini Tengah Jadi Senjata AC Milan Patahkan Rekor Kemenangan Tandang AS Roma

Di sisi lain, ada Cesc Fabregas, muridnya di Chelsea, yang kini memimpin Como dengan filosofi menyerang yang energik dan progresif.

Pertemuan ini bukan kali pertama keduanya bersua. Conte dan Fabregas telah bertemu dua kali sebelumnya sebagai pelatih, dengan masing-masing meraih satu kemenangan.

Napoli menang 3-1 pada Oktober 2024, sementara Como membalas pada Februari 2025 dengan skor 2-1, kekalahan terakhir Napoli sebelum akhirnya menjuarai Serie A musim lalu.

Kini, duel ketiga ini datang dengan tensi lebih tinggi. Como tengah berjuang menembus zona Eropa, sementara Napoli tetap kukuh di puncak klasemen meski dilanda cedera pemain kunci.

Secara taktik, Napoli dan Como memiliki banyak kesamaan meski pendekatannya berbeda.

Keduanya termasuk tim dengan pertahanan terbaik di liga. Napoli hanya kebobolan delapan gol dalam sepuluh laga, sementara Como bahkan lebih impresif dengan enam gol kebobolan saja.

Bedanya, Fabregas membangun kekuatan timnya dari serangan ke pertahanan, menekan tinggi, merebut bola cepat, dan menjaga intensitas sepanjang laga.

Baca Juga:AC Milan diminta Istirahatkan Modric: Main 191 Menit dalam 5 Hari Tak Baik untuk Pahlawan Super Usia 40 TahunSamai Catatan Gol Lautaro Martinez, Mantan Pemain Akademi Inter Jadi Incaran Bournemouth

Conte sebaliknya: membangun struktur permainan dari belakang, menutup jalur umpan, dan memanfaatkan kesabaran dalam menguasai bola untuk menghukum lawan.

Statistik menunjukkan Napoli masih menjadi tim dengan penguasaan bola tertinggi di Serie A (60,3%), disusul Como dengan 59,4%.

Angka yang menegaskan bahwa meskipun gaya keduanya berbeda, keduanya berpegang pada prinsip dasar yang sama: dominasi ruang dan kontrol tempo permainan.

Fabregas menerapkan tekanan konstan di area lawan, sementara Conte fokus menjaga keseimbangan dan kedisiplinan posisi.

Fabregas mengenal Conte dengan sangat baik. Ia pernah bermain di bawah asuhan pelatih asal Lecce itu di Chelsea selama dua musim, mencatat 86 penampilan dan membantu klub meraih gelar Liga Primer serta Piala FA.

0 Komentar