RADARTASIK.ID – Penunjukan Luciano Spalletti sebagai pelatih baru Juventus menggantikan Igor Tudor memicu kemarahan sebagian penggemar garis keras Napoli.
Mereka menilai keputusan Spalletti melatih rival bersejarah itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap cinta dan sejarah yang ia bangun di Naples.
Padahal, kota itu tempat ia membawa Partenopei menjuarai Serie A untuk pertama kalinya setelah lebih dari tiga dekade.
Baca Juga:Massimo Ambrosini: AC Milan Tak Butuh Rafael LeaoGasperini: AC Milan Batu Sandungan AS Roma untuk Puncaki Klasemen
Kontroversi ini terutama datang dari kelompok ultras “Anima Azzurra”, yang berbasis di distrik Sanità, Napoli.
Mereka memasang spanduk dengan tulisan pedas: “Pria-pria keji, takdir-takdir keji.”
Dalam pernyataan mereka, kelompok itu menegaskan kemarahan mereka terhadap Spalletti dan para mantan anggota tim yang dinilai telah mengkhianati semangat kota.
“Keji karena kalian palsu. Keji karena kalian pengkhianat. Keji karena bahkan kalian tidak memahami cinta kami,” lanjutnya.
Kalimat “pria keji, takdir keji” bukan sembarang ungkapan. Ini merupakan sindiran langsung terhadap filosofi hidup Spalletti sendiri.
Dulu, ketika masih melatih AS Roma dan kemudian Inter Milan, ia sering mengulang frasa motivasional: “Orang kuat, takdir kuat. Orang lemah, takdir lemah.”
Kini, kata-kata itu berbalik menyerang dirinya.
Kemarahan fans Napoli semakin besar karena mereka masih ingat pernyataan Spalletti pada Maret lalu, saat tampil di program televisi bersama Fabio Fazio.
Baca Juga:Sacchi Minta Jangan Kritik Camarda yang Menangis Usai Gagal Eksekusi Penalti: Harta Karun Harus DilindungiMedia Italia: Tanpa Pulisic dan Rabiot, AC Milan Cuma Tim Biasa-Biasa Saja
Kala itu, Spalletti — yang kemudian menjadi pelatih tim nasional Italia — sempat berjanji tidak akan pernah melatih klub Italia lain setelah Napoli.
“Napoli adalah pengalaman terakhir saya dengan klub. Saya tidak akan pernah bisa melatih tim lain di Italia. Setelah mengenakan seragam Maradona, akan sulit kembali sebagai lawan,” ujarnya waktu itu.
Namun janji tersebut kini dianggap hanya omong kosong, setelah ia justru menerima tawaran Juventus, klub yang selama ini menjadi rival utama Napoli di Serie A.
Dalam konferensi pers perdananya sebagai pelatih Juventus jelang laga melawan Cremonese, Spalletti berusaha menjelaskan keputusannya dengan tenang.
“Keinginan untuk membawa Juventus kembali ke puncak adalah prioritas saya. Saya menghormati pekerjaan yang sudah dilakukan Tudor; dia profesional luar biasa. Sekarang tugas kami adalah bekerja keras untuk memenuhi ambisi klub,” kata Spalletti.
