TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Anggota DPR RI Komisi IX periode 2014-2024, Hj Nurhayati Effendi, menanggapi bencana banjir berulang di kawasan Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, akibat kerusakan alam yang diduga disebabkan aktivitas pertambangan pasir Galunggung.
Banjir terbaru merendam puluhan rumah warga di Kampung Cihaseum, Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, pada Jumat sore, 31 Oktober 2025.
Luapan air diduga berasal dari tanggul limbah tambang pasir Galunggung yang jebol setelah diguyur hujan deras.
Baca Juga:Tanggul Tambang Pasir Galunggung Jebol, Puluhan Rumah di Sukaratu Tasikmalaya TerendamUsai Dilimpahkan ke Kejari Bandung, Bos Pasir Galunggung Kini Dititip di Lapas Kebonwaru
Nurhayati menilai, kejadian banjir berulang di Kecamatan Sukaratu sejak beberapa tahun ke belakang itu mencerminkan adanya kelalaian manusia dalam mengelola lingkungan dan infrastruktur.
Ia menegaskan, masalah banjir di Sukaratu ini jauh lebih besar daripada sekadar hujan deras—ini adalah masalah tata kelola yang buruk.
Nurhayati menyoroti bahwa bencana yang terjadi berulang kali di titik yang sama bukan disebabkan oleh hujan atau faktor alam lainnya, melainkan oleh kombinasi kesalahan dalam pengelolaan sumber daya alam dan infrastruktur yang ada.
”Itu soal tata kelola yang salah arah,” ungkap Nurhayati kepada Radartasik.id, Sabtu, 1 November 2025.
Salah satu penyebab utama bencana, menurut dia, adalah aktivitas tambang pasir Galunggung yang berjalan tanpa pengawasan yang memadai.
”Tambang yang dibiarkan tanpa pengawasan akan selalu berujung pada bencana di hilir. Dan yang paling dirugikan tetap rakyat kecil,” terang mantan Calon Wali Kota Tasikmalaya 2024-2029 ini.
Faktor lain yang turut memperburuk kondisi ini adalah tanggul yang lemah, drainase yang rusak, dan tata ruang yang tidak mengakomodasi risiko bencana.
Baca Juga:Tambang Pasir di Kawasan Gunung Galunggung Harus Dihentikan Total, Begini Kata Walhi dan Analis LingkunganMasih Tak Percaya Bos Pasir Galunggung Ditahan, Netizen: Maenyak Loba Duit Dipenjara?
Ketika hujan ekstrem datang, air bercampur pasir mengalir deras menuju pemukiman, menyisakan kerusakan yang luar biasa.
Akar Masalah yang Tak Terlihat
Dari analisisnya, Nurhayati mengungkapkan beberapa akar masalah yang seharusnya mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat:
1. Tanggul dan Drainase yang Tak Pernah Dievaluasi
Banyak tanggul yang dibuat tanpa audit teknis yang memadai.
Hal ini menyebabkan struktur tidak mampu menahan tekanan air saat hujan ekstrem datang.
