GARUT, RADARTASIK.ID – Beberapa waktu lalu, video TikTok di akun @Banghelmibahe viral. Video itu memperlihatkan seorang siswi madrasah datang ke sekolah sambil menggendong balita.
Ia juga membawa keranjang berisi makanan yang dijual kepada teman dan para guru di sekolah.
Video tersebut menyentuh hati banyak orang dan kini telah ditonton lebih dari 13,7 juta kali, serta dibagikan ulang oleh banyak pengguna media sosial.
Baca Juga:Usai Dilimpahkan ke Kejari Bandung, Bos Pasir Galunggung Kini Dititip di Lapas KebonwaruMasih Tak Percaya Bos Pasir Galunggung Ditahan, Netizen: Maenyak Loba Duit Dipenjara?
Setelah ditelusuri, gadis kecil dalam video itu adalah Zulfatunnisa Qaulani Ma’ruf, atau akrab disapa Zulfa. Ia merupakan siswi kelas 7 MTs Al-Irsyad, di Kampung Panyingkiran, Desa Situsaeur, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.
Saat ditemui Radar Tasikmalaya di sekolahnya, Rabu (29/10/2025), Zulfa tampak ceria mengikuti pelajaran, meski sambil menggendong adiknya. Di sela waktu istirahat, ia menjajakan makan ke teman-temannya.
Alasan Zulfa membawa adiknya ke sekolah ternyata cukup mengharukan. Kedua orang tuanya harus bekerja di sawah milik orang lain. Sedangkan sang adik yang masih balita itu memiliki penyakit bawaan berupa down syndrome. Tak mudah merawat anak kecil dengan penyakit seperti itu.
Karena tak ingin merepotkan orang lain, orang tua Zulfa meminta anak mereka membawanya ke sekolah. Hal itu juga sudah atas izin pihak sekolah. Zulfa juga mengaku tak keberatan.
“Bawa ade karena di rumah tidak ada siapa-siapa, orang tua ke sawah,” ujarnya.
Menurut Zulfa, ia tidak setiap hari membawa sang adik ke sekolah. Hanya sesekali. Khususnya ketika ibu dan ayahnya sedang sibuk bekerja di sawah. Itu pun hanya pada jam-jam tertentu.
Ketika ditanya tentang aktivitasnya sekolah sambil jualan, Zulfa mengaku tidak malu. Sebaliknya, dia mengaku senang bisa membantu orang tua.
Baca Juga:Sindiran Gubernur Jabar untuk Pangandaran: Wajah Bupati Glowing Tapi Wilayahnya Banyak Sampah BerserakanGuru Ikut Bimtek, Siswa Belajar Mandiri Tiga Hari, Orang Tua Keluhkan Dampak Pelatihan KKG di Bungursari!
“(Jualan) untuk bantu orang tua, biar ade bisa sembuh,” katanya.
Harapan Zulfa sederhana: agar adiknya yang berkebutuhan khusus bisa sembuh dan bermain seperti anak-anak lain.
Ditemui di rumahnya, Aneu Aliyah —ibunda Zulfa— membenarkan bahwa anak keduanya sering membawa adiknya ke sekolah. Terutama ketika ia dan suaminya harus bekerja di sawah. Tapi tidak sembarangan. Sebelum itu, Aneu telah meminta izin kepada pihak sekolah.
