RADARTASIK.ID – Kekhawatiran tanpa kehadiran Christian Pulisic dan Adrien Rabiot membuat AC Milan tampil jauh dari kata meyakinkan akhirnya terbukti.
Tiga hasil terakhir di Serie A menjadi contoh nyata bahwa Rossoneri kehilangan kekuatan utama mereka ketika dua pemain kunci tersebut absen.
Dilansir Corriere dello Sport, performa Milan menurun drastis dalam tiga laga terakhir melawan Fiorentina, Pisa, dan Atalanta.
Baca Juga:Bukan Penguasa Ruang Ganti Seperti Conte Atau Mourinho, Spalletti Terancam Gagal di JuventusAllegri Siapkan Taktik Baru saat Hadapi AS Roma:Jadikan Loftus-Cheek sebagai Penyerang Tengah
Meskipun tim asuhan Massimiliano Allegri masih mampu mengumpulkan lima poin tanpa kekalahan, semua pertandingan tersebut berlangsung dengan perjuangan keras dan minim kreativitas.
“Milan tanpa Pulisic dan Rabiot hanyalah tim biasa,” tulis media tersebut dalam laporannya, Jumat (30/10).
Dibandingkan dengan awal musim yang menjanjikan, Milan kini terlihat kehabisan ide setelah sempat mencicipi puncak klasemen yang kini dikuasai Napoli dan AS Roma.
Absennya Pulisic dan Rabiot tidak hanya mengurangi kualitas teknis, tetapi juga menghilangkan kepribadian dan keseimbangan di lapangan.
Rabiot dikenal sebagai pemain dengan fisik kuat, karakter pemimpin, dan kontribusi besar di dua fase permainan, sementara Pulisic membawa determinasi tinggi serta kemampuan mencetak gol dan menciptakan peluang.
Tanpa keduanya, Milan kehilangan dua poros vital yang selama ini menjadi penggerak permainan tim.
Dalam tiga laga terakhir, produktivitas menurun tajam dan gaya bermain Milan terlihat lebih statis.
Baca Juga:Sihir Gasperini di AS Roma: Kokoh di Puncak Klasemen Meski Tak Punya Penyerang Masa DepanRaih 14 Kemenangan Beruntun, Bayern Munchen Patahkan Rekor AC Milan Capello
Rafael Leão pun kesulitan menemukan ruang karena lawan lebih mudah menutup sisi sayap tanpa ancaman dari Pulisic di sisi seberang.
Sayangnya, masalah utama Milan musim ini bukan sekadar absennya dua pemain tersebut, tapi juga kedalaman skuad yang terbatas.
Allegri memutuskan bekerja dengan skuad kecil berisi hanya 19 pemain inti pada awal musim, karena Milan tidak berpartisipasi di kompetisi Eropa.
Strategi ini dianggap lebih efisien untuk menjaga kebugaran dan fokus di liga domestik.
Namun, cedera yang datang bertubi-tubi mengubah segalanya. Setelah jeda internasional Oktober, Allegri harus kehilangan lima pemain sekaligus: Pulisic, Estupiñan, Rabiot, Loftus-Cheek, dan Nkunku, ditambah Jashari.
Kondisi ini membuat pelatih asal Livorno itu kehabisan opsi di bangku cadangan dan statistik memperlihatkan betapa sulitnya situasi Milan dengan kondisi ini.
