Ia pun berharap PSSI dapat menemukan pelatih dengan kelas mendekati Klopp, baik dari segi kemampuan teknis maupun prestasi internasional.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa federasi tidak akan tergesa-gesa dalam menentukan pelatih kepala baru.
Proses seleksi disebut akan dilakukan secara hati-hati agar Indonesia mendapatkan figur yang tepat untuk memimpin skuad Garuda.
Baca Juga:Bobotoh Tersentuh, Matricardi Ingatkan Persib Tetap Rendah Hati Usai Catatan Sempurna di Bulan OktoberTarget Beckham Putra di Persib Tak Main-Main, Bidik Bali United dan Selangor FC di 2 Kompetisi Berbeda
Sebagai konsekuensinya, Timnas Indonesia dipastikan tidak akan menjalani laga FIFA Matchday November 2025, karena fokus utama diarahkan pada proses rekrutmen pelatih baru.
Jurgen Klopp saat ini menjabat sebagai Kepala Sepak Bola Global Red Bull Group, posisi strategis yang ia emban setelah menyudahi masa baktinya di Liverpool.
Ia dikenal sebagai salah satu pelatih paling berpengaruh dalam sepak bola modern berkat kemampuan memadukan motivasi, strategi, dan kultur tim.
Klopp pernah membawa Borussia Dortmund menjuarai dua gelar Bundesliga dan satu DFB Pokal, serta mengantarkan Liverpool meraih sejumlah trofi bergengsi, antara lain Liga Champions 2019, Liga Primer Inggris 2020, dan Piala Dunia Antarklub FIFA.
Dalam beberapa kesempatan, Klopp sempat memberi sinyal bahwa dirinya belum menutup kemungkinan untuk kembali ke dunia kepelatihan di masa depan, termasuk peluang untuk kembali ke Liverpool.
Dengan reputasi besar yang dimilikinya, wacana yang disampaikan Atep Rizal untuk mendatangkan Klopp memang terdengar ambisius.
Namun, gagasan tersebut juga mencerminkan keinginan untuk mendorong transformasi besar dalam pengelolaan dan arah pembangunan sepak bola nasional.
Baca Juga:Gaji Setara UMK, Dicari 80.000 Lulusan Baru untuk Program Magang Nasional, Ini Jadwal Gelombang 2 Kenapa Persib Melarang Bobotoh ke Bali, Berikut Ini Penjelasan dari Manajemen Pangeran Biru
Banyak pengamat menilai, langkah berani semacam ini dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk naik kelas dan menegaskan komitmen terhadap pembinaan sepak bola berbasis profesionalisme dan ilmu pengetahuan modern.
