Menurut Minchiotti, kesalahan besar akan terjadi jika Juventus berpikir bahwa kehadiran Spalletti otomatis bisa memulihkan kejayaan klub.
“Spalletti akan menjadi aset besar hanya jika dia diberi ruang untuk fokus melatih. Tapi dia tidak bisa — dan tidak seharusnya — dijadikan tameng bagi manajemen yang belum jelas arah kerjanya,” tulisnya lagi.
Ia kemudian menyoroti situasi internal Juventus saat ini, yang disebutnya masih belum solid.
Baca Juga:Bournemouth Ingin Permanenkan Pemain AC Milan, Madrid Patok Harga Rp86,7 Miliar untuk Biaya Peminjaman EndrickChivu Ogah Ladeni Perang Urat Syaraf Antonio Conte: Buang-Buang Energi
Kombinasi antara Comolli, Modesto, Chiellini, dan belum adanya direktur olahraga definitif membuat struktur klub terasa rapuh.
Tanpa fondasi manajemen yang kuat, Spalletti, sehebat apa pun, tidak akan mampu membawa Juventus kembali ke puncak.
“Untuk membangun kembali Juventus yang hebat, dibutuhkan organisasi yang kokoh dan peran yang jelas seperti di masa lalu — ketika Boniperti, lalu trio Moggi-Giraudo-Bettega, atau era Agnelli-Marotta-Nedved-Paratici masih memimpin,” tutur Minchiotti.
“Tanpa itu, Spalletti hanya akan menjadi satu nama lagi yang lewat di Continassa,” pungkasnya.
Minchiotti menegaskan bahwa Spalletti memang sosok cerdas dan punya visi sepak bola modern, tetapi Juventus saat ini membutuhkan lebih dari sekadar pelatih bagus.
Klub yang sedang dalam masa transisi besar-besaran itu dianggapnya lebih membutuhkan stabilitas di luar lapangan.
Jika hal itu tak segera dibenahi, Spalletti bisa bernasib sama seperti para pendahulunya: gagal karena sistem, bukan karena kemampuan.
