Ironisnya, kepercayaan itulah yang kini terbukti setelah sang pelatih tak lagi di Turin.
Setelah kepergian Tudor, Juventus tampil seolah menemukan kembali jati dirinya. Dalam kemenangan atas Udinese, Vlahovic menjadi motor utama kebangkitan.
Ia mencetak satu gol lewat penalti dan tampil penuh determinasi.
Dengan nilai 7 dari media Italia, striker Serbia itu menunjukkan semangat balas dendam yang menjadi penggerak tim.
Baca Juga:Inter Kirim Fiorentina ke Zona Degradasi, Penonton di San Siro Ledek PioliWalter Sabatini: Spalletti Akan Jadikan Yildiz Seperti Kvaratskhelia di Napoli
“Kami sudah berganti pelatih tiga kali dalam satu setengah tahun. Tidak adil menyalahkan satu orang. Kami semua harus bertanggung jawab,” kata Vlahovic seusai laga.
“Kita perlu lebih sedikit bicara dan lebih banyak bertindak,” tegasnya.
Sementara Yildiz yang sempat tampil gugup di awal laga juga mendapat nilai 7 dari media Italia Calciomercato.
Ia menunjukkan kualitas individu yang luar biasa. Giringannya kerap membuka ruang bagi rekan setim, hingga akhirnya ia menutup pertandingan lewat eksekusi penalti yang membawa Juventus memastikan kemenangan 3-1.
Kemenangan ini bukan sekadar soal tiga poin, tetapi simbol bahwa Juventus mulai menata ulang fondasinya setelah masa kelam di bawah Tudor. M
eski era pelatih Kroasia itu berakhir singkat, warisannya masih terasa melalui pemain-pemain muda seperti Yildiz dan semangat juang Vlahovic yang kembali membara.
Bagi Juventus, malam di Allianz Stadium itu terasa seperti titik balik: bukan hanya kemenangan, tapi juga pernyataan bahwa mereka siap meninggalkan konflik dan kembali ke jalur yang benar.
Baca Juga:Andrea Longoni: AC Milan Berhenti Menang karena Tak Punya Striker yang Bisa Mencetak GolEvelina Christillin: Tudor Korban Kebijakan Geng Prancis di Juventus
Menariknya, di balik kemanangan itu, dua pemain yang dulu berdiri di sisi Tudor justru menjadi sosok yang menyalakan kembali api kebangkitan Bianconeri.
