TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya tengah menelusuri laporan adanya seorang pria dewasa yang diduga mengalami kondisi gizi buruk di Kota Tasikmalaya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan setempat, dr Budi Tirmadi memastikan pihaknya belum menerima informasi lengkap terkait kasus tersebut dan kini sedang berkoordinasi dengan puskesmas terkait.
“Saya belum dapat informasinya ya. Saya sedang menelusuri ke kepala puskesmasnya ini. Saya belum tahu apakah sudah ada kontak dengan puskesmas atau tidak,” ujar Budi saat ditemui di Bale Kota Tasikmalaya, Kamis (30/10/2025).
Baca Juga:Usai Dilimpahkan ke Kejari Bandung, Bos Pasir Galunggung Kini Dititip di Lapas KebonwaruMasih Tak Percaya Bos Pasir Galunggung Ditahan, Netizen: Maenyak Loba Duit Dipenjara?
Ia menjelaskan bahwa kasus gizi buruk pada orang dewasa berbeda penyebabnya dibanding balita.
Menurutnya, gangguan gizi pada usia dewasa umumnya bukan semata karena asupan makanan, melainkan adanya penyakit mendasari yang bersifat kronis.
“Secara umum memang, kalau fokusnya itu ke balita biasanya kaitannya dengan asupan makanan. Kalau orang dewasa, kaitan gizi biasanya ada penyakit yang mendasari. Kita mesti cari kenapa orang ini bisa bergizi buruk,” jelasnya.
Budi menyebut sejumlah penyakit kronis yang kerap menjadi faktor pemicu, seperti kanker atau tuberkulosis (TBC).
Namun ia menegaskan bahwa hingga saat ini data kasus yang dilaporkan tersebut belum ditelusuri secara resmi.
“Belum ditelusuri, saya belum cek datanya ya. Bisa disembuhkan atau tidak, tergantung kepada penyakit yang mendasarinya. Kalau misalnya kanker sudah stadium lanjut, tentu berbeda. Tergantung kepada kepatuhan pasien menjalani pengobatan,” kata dia.
Berdasarkan Open Data Pemerintah Kota Tasikmalaya tahun 2024, tercatat kasus balita gizi buruk tersebar di sejumlah kecamatan.
Baca Juga:Sindiran Gubernur Jabar untuk Pangandaran: Wajah Bupati Glowing Tapi Wilayahnya Banyak Sampah BerserakanGuru Ikut Bimtek, Siswa Belajar Mandiri Tiga Hari, Orang Tua Keluhkan Dampak Pelatihan KKG di Bungursari!
Kecamatan Indihiang mencatat angka tertinggi dengan 28 kasus. Disusul Cibeureum dengan 23 kasus, lalu Tamansari sebanyak 22 kasus.
Adapun wilayah lain meliputi Purbaratu (12), Cipedes (14), Kawalu (11), Mangkubumi (10), Bungursari (8), Cihideung (6), dan Tawang (5). Data ini menunjukkan persoalan gizi di Kota Tasikmalaya masih memerlukan perhatian pemerintah, khususnya pada kelompok rentan.
Di tengah perhatian atas isu gizi dan kesehatan masyarakat, muncul kisah pilu seorang warga Purbaratu bernama Usep yang hidup terbaring sejak bayi hingga akhir hayatnya.
Usep, yang lahir pada 1985, awalnya tumbuh sehat. Namun pada usia tiga bulan, ia mengalami kejang demam hebat yang menghentikan perkembangan tubuhnya.
