Ia melanjutkan, pemasaran Batik Dahon sudah ke seluruh Indonesia dan mancanegara seperti Belanda, Korea hingga Paris. “Batik Dahon pun kerja sama dengan HPI dan ASITA sehingga banyak wisatawan asing datang untuk belajar dan belanja cenderamata untuk keluarganya di luar negeri,” katanya.
Adapun untuk mendukung pariwisata Pangandaran pihaknya menjual paket wisata workshop bekerja sama dengan biro perjalanan wisata, pemandu wisata, hotel serta restoran. Dengan begitu, Elin punya impian agar Batik Dahon bisa membawa harum nama Pangandaran ke kancah internasional.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksanaan Pengembangan UMKM KI dan Syariah Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya, Indah Pratiwi Mursanti, mengatakan bahwa dukungan Bank Indonesia Tasikmalaya kepada Ecoprint Batik Dahon Pangandaran telah dimulai sejak tahun 2021, sebagai bagian dari program pengembangan UMKM unggulan daerah.
Baca Juga:Peringati HORI ke-79, Kemenkeu Satu Priangan Timur Gelar Baksos untuk ODGJ Yayasan Mentari HatiTumbuhkan Kreativitas Anak, Alhambra Hotel & Convention Tasikmalaya Gelar Kids Artventure Coloring Competition
“Ecoprint Batik Dahon dipilih sebagai UMKM binaan BI karena memiliki keunikan hanya ada satu motif tiap kain/produk fesyen alias tidak berulang. Selain itu produknya selaras dengan fokus BI dalam pemberdayaan ekonomi hijau yang berkelanjutan karena menggunakan bahan alami berupa pigmen daun, bunga dan batang tanaman sebagai motif dan pewarnaan,” jelasnya kepada Radar, Rabu (29/10/2025).
Batik Dahon juga menunjukkan komitmen tinggi terhadap inovasi dan kualitas, sehingga bisa menjadi daya tarik wisata (belanja dan edukasi) untuk wisatawan.
Melalui pembinaan ini, Bank Indonesia menargetkan agar Ecoprint Batik Dahon bisa mencapai level “UMKM naik kelas”, baik dari sisi produksi, manajemen maupun pemasaran. Selain itu bisa menjadi pusat inspirasi bagi UMKM lainnya, khususnya di wilayah Pangandaran, dalam hal inovasi UMKM hijau.
“Kami berharap Ecoprint Batik Dahon bisa terus berkembang sebagai bagian dari ekonomi kreatif Pangandaran, yang dapat menjadi brand lokal yang dikenal luas hingga internasional,” katanya.
Di samping itu, bisa menjadi bagian dari ekosistem ekonomi syariah dan hijau, lantaran proses produksinya ramah lingkungan, tidak ada limbah kimia serta menggunakan bahan baku lokal.
Indah mengatakan, UMKM berbasis kearifan lokal seperti batik, tenun, dan produk khas lainnya memiliki peran strategis dalam menciptakan lapangan kerja baru, terutama bagi perempuan dan generasi muda di daerah.
