Bersama Bank Indonesia, Batik Dahon Pangandaran Mendunia, Gunakan Teknik Ecoprint dan Angkat Motif Flora

BATIK
Owner Batik Dahon, Elin Herlina (kanan) menunjukkan batik ecoprint dengan teknik kukus, beberapa waktu lalu. (Lisna Wati/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Pangandaran yang terletak di pesisir selatan Jawa Barat memiliki keanekaragaman flora (tumbuhan) yang kaya. Potensi sumber daya ini menjadi asal-muasal berdirinya Batik Dahon Pangandaran, UMKM yang mengangkat keindahan alam dan kekhasan lokal melalui motif batik.

Sesuai namanya yakni Batik Dahon berasal dari kata “dahon” (dalam bahasa Sunda berarti daun). Nama ini menggambarkan inspirasi utama batiknya, yaitu bentuk dan corak daun-daunan yang tumbuh di sekitar kawasan Pangandaran. Dengan keunikannya ini, Batik Dahon menjadi produk khas Pangandaran yang semakin berkembang bahkan mendunia di bawah binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Tasikmalaya.

Owner Batik Dahon, Elin Herlina, mengatakan bahwa Batik Dahon ini dirintis sejak tahun 2018. Awalnya ia melihat-lihat pameran batik di Yogyakarta, ada satu stand yang menarik perhatian Elin yakni ecoprint.

Baca Juga:Peringati HORI ke-79, Kemenkeu Satu Priangan Timur Gelar Baksos untuk ODGJ Yayasan Mentari HatiTumbuhkan Kreativitas Anak, Alhambra Hotel & Convention Tasikmalaya Gelar Kids Artventure Coloring Competition

Ecoprint merupakan teknik mencetak motif alami pada kain atau material lain menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Teknik ini melibatkan penggunaan daun, bunga serta bagian tanaman lain sebagai bahan pencetakan.

“Saya langsung berpikir, di Pangandaran banyak daun yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ecoprint. Di situlah saya mulai merintis Batik Dahon,” ujarnya kepada Radar, Selasa (28/10/2025)

Dengan memanfaatkan lahan di rumahnya, Elin yang saat itu merupakan ibu rumah tangga mulai memproduksi Batik Dahon dengan memungut daun-daun yang berada di sekitar rumahnya, yang tidak jauh dengan Pantai Pangandaran.

Daun yang dipakai sebagai motif batik yaitu daun aprika, daun lanang, daun legundi, acalipa, teh tehan, kikacepot, bunga kenikir, bunga airmata pengantin, bunga batapia dan lain-lain.

Adapun untuk pewarna unggulan yang dipakai dari buah dahon, buah ini tumbuh di sepanjang sungai yang ada di Pangandaran. Dengan teknik ecoprint ini, sambungnya, batik yang dihasilkan bernuansa coklat, kehijauan bahkan biru.

Dalam mengaplikasikan ecoprint pada Batik Dahon, sambungnya, ada dua teknik di antaranya adalah teknik “ponding” dan “kukus”. Keduanya digunakan untuk memindahkan warna dan bentuk alami daun ke kain secara ramah lingkungan tanpa bahan kimia sintetis.

0 Komentar