RADARTASIK.ID – Legenda sepak bola Italia, Dino Zoff, menilai bahwa krisis yang dialami Juventus saat ini bukan hanya soal taktik atau kualitas pemain, melainkan lebih hingga kehilangan rasa percaya diri dan identitas tim.
Menurutnya, Juventus masa kini sangat berbeda dengan era kesuksesan ketika klub dihuni oleh pemain-pemain hebat seperti Michel Platini, Zinedine Zidane, dan Alessandro Del Piero.
Dalam wawancara dengan La Repubblica, mantan kiper sekaligus pelatih tim nasional Italia itu menyoroti perubahan besar yang dialami Bianconeri.
Baca Juga:Francesco Repice Yakin Spalletti Akan Gantikan Tudor di Juventus: “Ia Mau Pergi ke Turin Tanpa Dibayar”Gerry Cardinale Bantah Cari Duit di AC Milan: “Saya Berlusconi 2.0”
Kekalahan Juventus dari Lazio di Roma menjadi titik balik pahit yang berakhir pada pemecatan Igor Tudor.
Zoff menilai situasi ini menunjukkan bahwa klub kehilangan arah dan stabilitas yang selama puluhan tahun menjadi kekuatan utama mereka.
“Dulu Juventus terdiri dari pemain-pemain besar dan juga pribadi-pribadi hebat,” ujar Zoff.
“Kami punya Platini, Zidane, Del Piero. Mereka bukan hanya luar biasa di lapangan, tapi juga membawa mental juara dan rasa tanggung jawab yang besar. Itu adalah DNA sejati Juventus,” lanjutnya.
“Sekarang, pemain seperti mereka hampir tidak ada lagi — dan bukan hanya di Juve, tapi di seluruh dunia,” tegasnya.
Meski begitu, Zoff menolak menganggap bahwa Juventus saat ini benar-benar lemah. Ia menilai skuad yang dimiliki masih cukup kompetitif dan berpotensi finis di posisi empat besar Serie A.
“Mereka punya pemain bagus, tapi banyak yang belum bermain seperti yang diharapkan,” katanya.
Baca Juga:Atalanta vs AC Milan: Peluang Terakhir Santiago Gimenez Akhiri Paceklik GolJurnalis Italia Anggap Juventus Ikuti Jejak Moratti di Inter Milan: Hobi Pecat Pelatih
“Namun saya tidak akan terlalu khawatir. Masih ada waktu untuk memperbaiki keadaan, dan saya yakin tempat di Liga Champions masih sangat mungkin diraih,” ramalnya.
Bagi Zoff, masalah terbesar Juventus saat ini adalah krisis kepercayaan diri di ruang ganti dan melihat para pemain tampak kehilangan keyakinan pada kemampuan sendiri dan filosofi tim.
“Yang paling hilang sekarang adalah rasa percaya diri,” tegasnya.
“Kalau saya masih menjadi pelatih dan harus mengambil alih tim dalam kondisi seperti ini, hal pertama yang akan saya lakukan adalah membangun kembali ketenangan dan keyakinan pemain. Tanpa itu, semua strategi dan latihan tak akan banyak berarti,” tuturnya.
