RADARTASIK.ID – Jurnalis Italia, Gianni Balzarini, menilai Juventus kini mulai meniru gaya lama Massimo Moratti saat memimpin Inter Milan: gemar memecat pelatih ketika kemenangan tak juga datang.
Dalam kolom editorialnya di Calciomercato, Balzarini mengulas tiga pergantian pelatih Juventus hanya dalam kurun waktu setahun.
Menurutnya, kondisi ini menunjukkan ketidakstabilan arah klub yang dulu dikenal sangat konsisten dan disiplin dalam manajemen.
Baca Juga:Del Piero Tak Setuju Bergomi Mengatakan Inter Bukan Tim Terkuat: Mereka Dua Kali ke Final Liga ChampionsSiapa Massimo Brambilla? Pelatih Juventus Next Gen Pengganti Igor Tudor
“Dibutuhkan keputusan yang jelas. Juventus tidak boleh berubah pelatih hanya karena serangkaian hasil buruk. Ini mulai mirip dengan era Moratti di Inter, ketika setiap kekalahan bisa membuat kursi pelatih panas,” tulis Balzarini.
Pemecatan Igor Tudor menjadi contoh terbaru pendekatan Nyonya Tua yang mirip Nerazzurri di masa lalu.
Keputusan itu datang tak lama sebelum laga melawan Udinese, padahal sempat diyakini manajemen akan memberi waktu hingga jeda internasional.
Namun, rangkaian hasil buruk—tanpa kemenangan dalam delapan laga, tiga kekalahan beruntun, dan empat pertandingan tanpa gol—membuat kesabaran klub habis.
Catatan itu menjadi yang terburuk sejak 1991.
Selain angka yang meresahkan, penampilan Juventus di lapangan juga dianggap kehilangan ketenangan dan arah permainan.
Dalam laga melawan Lazio misalnya, banyak kesalahan teknis dalam umpan dan penyelesaian akhir.
Sebuah kondisi yang memunculkan kesan bahwa para pemain tak lagi percaya pada taktik Tudor.
Baca Juga:Dybala Terlahir Kembali, Fans AS Roma: Kami Akan Memenangkan ScudettoRahasia Gasperini Bawa AS Roma ke Puncak Klasemen: Tak Pernah Kalah di Laga Tandang
“Pergantian ini bukan soal hasil saja, tapi soal kejelasan. Juventus terlihat kehilangan identitasnya di lapangan,” tulis Balzarini.
Nama-nama seperti Luciano Spalletti, Raffaele Palladino, hingga Roberto Mancini disebut-sebut masuk calon pengganti meski belum ada keputusan resmi.
Menurut Balzarini, yang paling dibutuhkan Juventus saat ini bukan sekadar pelatih baru, melainkan arah yang pasti dan stabilitas jangka panjang.
Jejak Pemecatan ala Moratti di Inter Milan
Massimo Moratti memang dikenal sebagai presiden paling emosional dalam sejarah Serie A.
Selama memimpin Inter Milan dari 1995 hingga 2013, ia memecat 15 pelatih dalam 18 tahun.
Tak jarang, keputusan dilakukan hanya beberapa hari setelah kekalahan mengecewakan.
Nama-nama seperti Roy Hodgson, Luigi Simoni, dan Marcello Lippi menjadi korban awal dari tindakan keras Moratti.
