TASIKMALAYA, RADSIK – Sungai Citanduy merupakan salah satu batas alam yang memisahkan Kota Tasikmalaya dan Ciamis secara administratif. Namun dalam hal sinergitas, sungai tersebut menjadi penghubung kolaborasi antara kedua daerah, salah satunya dikemas melalui event olahraga.
Hal itu terealisasi melalui gelaran Citanduy Trail Run Adventure 2025 pada Sabtu 25 Oktober 2025. Di mana masyarakat dari Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis berkolaborasi dalam event olahraga.
Ratusan peserta dari berbagai kalangan dilepas dari Jembatan Sukamenak, lalu menyusuri jalur hingga dan finish di Kampung Wisata Alam Nusa. Kegiatan dilanjutkan dengan Ziarah ke makam KH TB Abdullah Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Purbaratu.
Baca Juga:Ssstttt…Ternyata Dinas-Dinas Patungan Anggaran untuk Stand Hari Jadi Kota TasikMalaya ke- 24!3 Emas dan 2 Perak! 5 Petarung Akademi Indoboxing Lagga Inau Tasikmalaya Raih Medali di Bandung Gelut Day II
Laksamana Pertama TNI (Purn) Dr. Sumaryadi selaku inisiatormengatakan bahwa inisiatif ini lahir dari masyarakat tanpa dukungan anggaran daerah. “Citanduy selama ini dianggap sebagai pembatas. Kami ingin mengubah pandangan itu. Sungai ini harusnya menjadi pemersatu wilayah,” ujarnya.
Sumaryadi menyebut, antusiasme masyarakat tinggi, bahkan panitia harus membatasi jumlah peserta hanya 150 orang karena keterbatasan fasilitas. “Ini murni gerakan masyarakat yang dibantu stakeholder, termasuk BPBD,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya H Ucu Anwar menyebutkan kegiatan ini lebih dari sekadar olahraga. Ia melihatnya sebagai simbol kebangkitan kesadaran ekologis dan sosial antarwilayah. “Kita sering bicara soal banjir dan sedimentasi di Citanduy. Tapi hari ini, masyarakat justru menunjukkan cara baru memandang sungai sebagai potensi wisata dan pemersatu,” tutur Ucu.
BPBD sendiri membantu pengamanan jalur yang dilalui oleh para peserta tetap aman. Diharapkan event ini bisa berkembang menjadi agenda rutin yang menguatkan sinergitan Kota Tasikmalaya dan Ciamis. “Kalau kegiatan ini dikelola lebih baik, dampaknya bisa besar: ekonomi warga naik, kesadaran lingkungan tumbuh, dan citra Citanduy berubah total,” tambahnya.
Salah satu peserta Ati Fitriani (31)mengaku pengalaman melintasi sungai Citanduy menjadi refleksi tersendiri. “Biasanya sungai itu dianggap kotor dan berbahaya. Tapi di sini saya malah senang bisa menyeberanginya. Rasanya jadi bagian dari alam,” ujar warga Purbaratu itu.(reza rizaldi)
