Titik Lemah Inter Era Chivu: Gampang Frustasi Jika Dikerjai Wasit

Inter Milan
Inter Milan Foto: Tangkapan layar Insatgram@inter
0 Komentar

Namun, Chivu justru memilih jalur berbeda. Ia enggan membahas penalti, melainkan menekankan pentingnya kedewasaan dalam menghadapi situasi sulit.

Ia seolaj menyampaikan pesan secara tersirat bahwa: “Kalau marah, kami kalah,”

Dalam pandangan Chivu, persoalan Inter bukan sekadar soal taktik atau efisiensi serangan, melainkan mentalitas.

Baca Juga:Nedved Akui Inter Milan Lebih Unggul Dibandingkan Tim Lain: Juventus Butuh Waktu Bangun Tim HebatIntip Perbedaan Daftar Pemain Kesayangan Chivu dan Inzaghi di Inter Milan

Ketika dihadapkan pada keputusan yang merugikan, tim ini sering kali kehilangan kontrol dan membiarkan lawan menguasai permainan.

Bagi pelatih muda itu, hal ini tidak bisa terus dibiarkan jika Inter ingin naik ke level yang lebih tinggi di Eropa.

Setelah tujuh kemenangan beruntun yang membuat optimisme sempat melonjak, kekalahan di Napoli menjadi tamparan keras.

Chivu kini tahu, tantangan terbesarnya bukan sekadar menjaga Inter berada di jalur kemenangan, tetapi membangun mental baja agar timnya tidak lagi runtuh karena faktor emosi.

Jika masalah ini tidak segera diatasi, Inter berisiko tetap menjadi tim dengan “para juara yang rapuh”—mampu tampil luar biasa ketika semuanya berjalan lancar, namun mudah goyah saat menghadapi tekanan dan keputusan yang tidak adil.

Bagi Chivu, membenahi sisi mental ini bisa jadi pekerjaan terpentingnya musim ini jika ingin menjadi bagian sejarah Inter.

0 Komentar