RADARTASIK.ID – Inter Milan kembali menunjukkan sisi rapuhnya, sebuah masalah klasik yang tampaknya belum sepenuhnya hilang meski era kepelatihan telah berganti.
Tim yang di atas kertas kuat dan berisi para juara ini masih memiliki kelemahan mendasar: mudah kehilangan kendali emosi ketika merasa dirugikan oleh keputusan wasit.
Setelah kekalahan dari Napoli di Stadion Diego Armando Maradona, Cristian Chivu menjadi salah satu sosok yang tetap tenang di tengah kekacauan.
Baca Juga:Nedved Akui Inter Milan Lebih Unggul Dibandingkan Tim Lain: Juventus Butuh Waktu Bangun Tim HebatIntip Perbedaan Daftar Pemain Kesayangan Chivu dan Inzaghi di Inter Milan
Sementara para pemainnya terpancing emosi akibat penalti kontroversial yang diberikan kepada lawan, sang pelatih asal Rumania justru menyoroti hal lain: buruknya babak kedua yang dimainkan timnya sendiri.
Chivu menilai Inter terlalu lambat, kehilangan fokus, dan membuang energi dengan percuma untuk berdebat.
Alih-alih memusatkan perhatian pada permainan, para pemainnya justru terseret dalam pusaran emosi dan kehilangan arah.
“Kami tidak boleh membuang tenaga untuk hal-hal yang tidak penting,” ujar Chivu usai pertandingan, menegaskan bahwa masalah ini lebih bersifat mental daripada teknis.
Padahal, Inter seharusnya bisa unggul jauh lebih dulu saat menghadapi Napoli.
Dua tembakan membentur tiang, peluang emas Lautaro Martínez yang gagal, serta penalti kontroversial untuk Napoli membuat situasi menjadi panas.
Namun bukannya bangkit, Nerazzurri malah kembali ke ruang ganti dengan kepala penuh amarah dan tertinggal satu gol.
Baca Juga:AS Roma Tumbang di Olimpico, Gasperini Bantah Ucapan Dybala4 Rahasia Allegri Bangkitkan AC Milan: Jadikan Lini tengah Sebagai Jantung Permainan
Sayangnya, kemarahan yang seharusnya menjadi bahan bakar untuk membalikkan keadaan justru berubah menjadi frustrasi.
Di babak kedua, Inter kehilangan ketenangan dan mulai bermain secara individual.
Serangan mereka terputus-putus, koordinasi hilang, dan ritme permainan menurun drastis.
Hasilnya, 45 menit terakhir menjadi antiklimaks dari performa impresif di babak pertama.
Chivu sadar betul, masalah ini bukan hal baru di Inter. Dalam beberapa musim terakhir, tim ini sering kehilangan fokus ketika keadaan tidak berjalan sesuai rencana.
Situasi serupa terjadi pada era Simone Inzaghi: Inter kerap tampil dominan, namun bisa runtuh hanya karena satu keputusan kontroversial.
Setelah pertandingan, CEO Giuseppe Marotta menyerukan agar ada kejelasan lebih dari pihak wasit.
