TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tim peneliti Universitas Bakti Tunas Husada (BTH) Tasikmalaya berhasil mengembangkan inovasi formulasi sediaan nanopartikel dari ekstrak Jamur Lingzhi (Genoderma lucidum) sebagai obat herbal terstandar antidiabetes.
Inovasi ini merupakan bagian dari program Hilirisasi Riset Pengujian Model dan Prototipe tahun 2025 yang didanai oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Program inovasi obat herbal antidiabetes ini digawangi oleh tim dosen Universitas BTH yang terdiri dari atas Khusnul MSi, Dr Indra MSi, Dr Yedy Purwandi Sukmawan, dan Dr Dewi Peti Virgianti MSi, serta tim mahasiswa, yaitu Talisa Nursalsabila, Della Andriani, dan Alya Aulia Ismail.
Baca Juga:145 Wisudawan UMB Tasikmalaya Dilantik, Sudah Banyak yang Bekerja Sebelum Lulus 145 Mahasiswa UMB Tasikmalaya Diwisuda Hari Ini, Tampilkan Karya Pengmas Gamelan Awi Wanalaras
Melalui riset ini, tim berhasil mengembangkan produk berbasis teknologi nanoenkapsulasi dengan metode ionic gelation yang mampu meningkatkan bioavailabilitas, stabilitas, dan pelepasan senyawa aktif secara terkontrol.
Formula tersebut menghadirkan kombinasi antara keunggulan farmakologi Jamur Lingzhi dengan teknologi farmasetika modern yang menghasilkan sediaan kapsul yang praktis dan higienis.
Ketua tim penelitian, Khusnul MSi, menjelaskan bahwa produk ini memiliki potensi pasar yang luas. Di mana sasaran penggunanya mencakup pasien diabetes tipe 2 yang membutuhkan terapi tambahan alami, konsumen suplemen herbal modern, serta segmen masyarakat urban dan kelas menengah atas yang kini semakin beralih ke produk kesehatan berbasis bahan alam.
“Produk ini juga memiliki potensi dimanfaatkan oleh industri fitofarmaka, apotik herbal, hingga komunitas dan klinik pengobatan tradisional,” ujar Khusnul.
Dari sisi komersial, kata dia, produk ini dinilai memiliki prospek tinggi untuk bersaing di pasar nasional, mengingat prevalensi diabetes di Indonesia yang terus meningkat dan tingginya kesadaran masyarakat terhadap terapi herbal.
“Manfaat dan keunggulan inovasi ini meliputi peningkatan keamanan dan efektivitas terapi diabetes secara alami, pemberdayaan bahan baku jamur medisinaldan integrasi sains modern dalam pengembangan obat tradisional,” katanya.
Khusnul mengungkapkan, program ini mencakup serangkaian tahapan penelitian, mulai dari eksplorasi bahan baku unggul, proses ekstraksi dan formulasi nanopartikel, produksi kapsul skala laboratorium, karakterisasi fisik dan kimia, hingga uji aktivitas antidiabetes secara in vitro dan pada hewan uji.
