“Beliau sering hadir ke madrasah kami, mengisi kegiatan kepramukaan, LDKS, dan MPLS. Setiap tahun, beliau rutin hadir memberi arahan dan pembinaan. Bagi kami, sosok seperti Pak Epi sangat langka di lingkungan pendidikan.”
Dari beragam testimoni itu, tim penilai mencatat bahwa Epi “mumpuni dan menjadi contoh bagi ASN lain”, karena dampak programnya nyata dan berkelanjutan di masyarakat.
REKAM JEJAK PANJANG DI BIDANG HAM
Lahir di Tasikmalaya, 6 Mei 1977, Epi telah mengabdi lebih dari dua dekade di pemerintahan. Ia menyelesaikan pendidikan Magister Hukum di Universitas Siliwangi dan dikenal aktif dalam pengelolaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) di tingkat daerah. Selain menjadi narasumber dalam forum hukum dan HAM di Jawa Barat, ia juga tercatat menerima Satyalancana Karya Satya X Tahun dari Presiden RI atas dedikasi dan masa pengabdiannya.
Baca Juga:Wisudawan UBK Tasikmalaya: Lulusan Kesehatan yang Tangguh, Siap Menangkal AI di Dunia Medis169 Wisudawan UBK Tasikmalaya Diwisuda Besok, Calon Tenaga Medis Terampil dan Berdaya Saing
Rekan-rekan kerjanya mengenal Epi sebagai sosok yang tenang dan disiplin. Namun, konsistensinya hadir di tengah masyarakat membuatnya menjadi panutan di lingkungan ASN Pemerintah Kota Tasikmalaya.
Kisahnya menunjukkan bahwa ASN berprestasi tidak selalu lahir dari program besar atau proyek inovatif, tetapi juga dari ketulusan untuk hadir dan menguatkan masyarakat lewat pembinaan yang berkelanjutan.
“Prestasi bagi saya bukan penghargaan pribadi. Selama masyarakat bisa lebih sadar dan berdaya, itulah hasil kerja yang sesungguhnya,” pungkas Epi. (Ayu Sabrina B)
