MTs Negeri 1 Kota Tasikmalaya Terapkan Pembelajaran Berbasis Cinta

MADRASAH
Guru dan tenaga kependidikan MTsN 1 Kota Tasikmalaya foto bersama usai mengikuti workshop Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta, beberapa waktu lalu.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Mengajar tidak hanya tentang menyampaikan ilmu, tetapi juga menumbuhkan jiwa. Kesadaran inilah yang mulai dikuatkan para guru MTs Negeri 1 Kota Tasikmalaya melalui pembelajaran berbasis cinta dan pendekatan deep learning, sebuah cara pandang baru yang menekankan hubungan manusiawi antara guru dan siswa.

Pendekatan ini mendorong guru untuk memahami setiap murid secara utuh, bukan sekadar mengejar capaian akademik. Pembelajaran diarahkan agar lebih menyentuh, bermakna, dan memberi ruang bagi tumbuhnya karakter serta empati.

Kesadaran tersebut diperdalam melalui kegiatan pembekalan dan pelatihan yang dirancang untuk memperkuat cara pandang guru dalam menerapkan pembelajaran yang berpihak pada siswa.

Baca Juga:169 Wisudawan UBK Tasikmalaya Diwisuda Besok, Calon Tenaga Medis Terampil dan Berdaya SaingYuk Ikut Lomba Melukis Payung Geulis di Hotel Santika Tasikmalaya! Salurkan Kreativitas, Lestarikan Budaya 

Guru diharapkan menjadi fasilitator yang mampu menggugah semangat belajar dari dalam diri siswa, sekaligus membimbing mereka menemukan makna dari setiap proses pembelajaran.

Kepala MTsN 1 Kota Tasikmalaya, Hj Nening Kurniasih SPd MPd, menyebut bahwa perubahan cara pandang guru merupakan kunci utama peningkatan kualitas pendidikan.

“Guru yang terus belajar akan mampu melahirkan generasi yang hebat. Ini merupakan upaya kami agar proses pembelajaran semakin berkualitas dan bermakna,” ujarnya kepada Radar, Rabu (22/10/2025).

Dalam pandangannya, proses belajar yang baik tidak hanya mengasah kecerdasan, tetapi juga menumbuhkan kepekaan dan kasih sayang.

Menurutnya, pendidikan sejati adalah ketika guru mampu hadir bukan sekadar sebagai pengajar, melainkan pembimbing yang memahami perasaan dan kebutuhan murid.

“Guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi pendidik jiwa. Sentuh hati anak lebih dulu, maka ilmunya akan lebih mudah diterima. Itulah semangat kurikulum berbasis cinta,” tuturnya.

Semangat itu juga dirasakan para guru yang mengikuti pembekalan. Mereka menyadari bahwa mengajar dengan cinta bukan sekadar metode, melainkan komitmen untuk menghadirkan pembelajaran yang berpihak pada anak.

Baca Juga:Politeknik LP3I Tasikmalaya dan Kopi Siloka Jalin Sinergi Kembangkan SDM dan Pendidikan VokasiDP Motor Yamaha Mulai Rp 800 Ribu di JG Motor Tasikmalaya, Spesial HUT ke-31 Akan Gelar Donor Darah

“Workshop ini seperti charger bagi kami. Materinya menyentuh, membuka wawasan, dan memberi energi baru. Saya jadi semakin semangat untuk menghadirkan kelas yang menyenangkan bagi siswa,” ungkap Yeni Marliana, salah satu guru MTsN 1 Kota Tasikmalaya.

Ia menilai materi yang disampaikan membuka cara pandang baru dalam berinteraksi dengan siswa. Yeni melihat, pembelajaran akan lebih bermakna jika guru mampu memahami perasaan dan kebutuhan anak, bukan hanya mengejar hasil belajar.

0 Komentar