RADARTASIK.ID –Media Italia Calciomercato menyoroti perbedaan besar antara Cristian Chivu dan Simone Inzaghi dalam mengelola ruang ganti Inter Milan.
Chivu dianggap berhasil membangun kembali semangat tim dan mengendalikan situasi di ruang ganti hanya dalam waktu singkat, sesuatu yang gagal dilakukan Inzaghi pada akhir masa jabatannya musim lalu.
Padahal, pelatih asal Rumania itu datang di tengah suasana yang suram.
Baca Juga:Alasan Luka Modric Gabung AC Milan: Kagumi Paolo Maldini dan Hutang Budi dengan BobanInter Kokoh di Papan Atas Klasemen Liga Champions, Chivu Pamer Gawang Timnya Tak Pernah Kebobolan
Inter baru saja mengalami akhir musim yang memalukan, dengan skuad yang kehilangan tenaga, motivasi, dan arah.
Banyak pihak meragukan apakah tim yang sama masih bisa bangkit tanpa perombakan besar dari bursa transfer.
Namun, empat bulan setelah kedatangannya, Chivu justru membawa Nerazzurri tampil impresif dengan meraih tujuh kemenangan beruntun di semua kompetisi, pertahanan yang solid, dan atmosfer ruang ganti yang kembali harmonis.
Menurut Calciomercato, kunci utama kebangkitan ini terletak pada kemampuan Chivu memahami kebutuhan psikologis para pemainnya.
“Keberhasilan nyata pertama Chivu adalah mendapatkan penerimaan alami di ruang ganti,” tulis laporan itu.
“Ia tahu bagaimana berbicara dengan para pemainnya karena ia sendiri pernah berada di posisi mereka,” lanjutnya.
Sebagai mantan pemain top yang pernah meraih kejayaan bersama Inter, Chivu dianggap memiliki otoritas alami dan empati yang tinggi.
Baca Juga:Berpotensi Ditinggal Mike Maignan, Pencari Bakat AC Milan Pantau Langsung Kiper JepangPio Esposito Cetak Gol Perdana di Liga Champions, Chivu: Jangan Pernah Menunggu Pemain Muda Siap Bermain
Ia tak menjaga jarak dengan pemain, melainkan datang sebagai sosok yang bisa memahami kekecewaan dan tekanan mereka usai gagal meraih satu gelar pun musim lalu.
Nama-nama besar seperti Lautaro Martínez, Hakan Calhanoglu, Nicolò Barella, Francesco Acerbi, dan Alessandro Bastoni disebut segera menaruh kepercayaan penuh padanya.
Pendekatan inilah yang dianggap membedakan Chivu dari Simone Inzaghi.
Di musim terakhirnya, Inzaghi kehilangan kedekatan emosional dengan skuad. Beberapa pemain dikabarkan merasa terputus dari visi pelatih, sementara suasana di sekitar klub terasa dingin dan penuh tekanan.
Sedangkan Chivu datang membawa pendekatan berbeda: komunikasi terbuka, kejujuran, dan tuntutan akan tanggung jawab pribadi.
“Dia menuntut banyak, tapi juga memberi banyak,” tulis laporan itu. “Itulah alasan mengapa para pemain mau mengikutinya.”