Konflik antara Da Hae dan Da Hee tak hanya menggambarkan pertarungan antara kebenaran dan kebohongan, tetapi juga mencerminkan realitas dunia kerja yang penuh intrik dan ketimpangan status.
Da Hae adalah karyawan kontrak yang sering diperlakukan seperti orang luar, sedangkan Da Hee dikenal sebagai karyawan tetap yang dijuluki “Putri Marron” karena pesona dan kecerdasannya.
Namun, di balik citra sempurnanya, Da Hee menyimpan sisi gelap yang mulai terkuak.
Baca Juga:Woo Davi Jadi Anak Konglomerat di Drama Korea Terbaru, Dynamite KissSolusi Pinjaman Anti Ribet! Ini Syarat Pengajuan dan Angsuran KUR BRI 2025 Plafon Rp100 Juta
Adegan di atap menjadi simbol klimaks dari ketegangan batin keduanya, antara rasa bersalah, amarah, dan keinginan untuk membuktikan diri.
