Ketika Juventus merekrut Dusan Vlahovic dari Fiorentina senilai €80 juta pada 2022, Allegri dengan percaya diri menyebut sang penyerang sejajar dengan Haaland dan Mbappé.
Namun, realitas berkata lain. “Setelah tiga tahun dan dua manajer, Tudor justru menilai Vlahovic lebih efektif sebagai pemain pengganti di babak kedua,” tambah laporan itu.
Bahkan dua rekrutan baru musim panas ini, Jonathan David (Lille) dan Loïs Openda (Leipzig), sejauh ini belum tampil meyakinkan.
Baca Juga:Siapa Andrea Kostyuk? Striker Masa Depan AC Milan yang Punya Nama Panggilan ‘Sheva’Jarni: Memecat Tudor Tak Akan Menyelesaikan Masalah Juventus, Mereka Butuh Pemain Juara Seperti Modric
Ironisnya, keduanya kalah produktif dari mantan bek Newcastle United, Lloyd Kelly, yang justru memuncaki daftar pencetak gol Juventus sementara.
The Times menutup analisisnya dengan perbandingan yang menohok dengan menekankan klub lebih banyak mengganti pelatih dibandingkan meraih gelar juara.
“Seperti apa klub besar yang kehilangan arah itu? Jika melihat Manchester United, Juventus kini mencerminkan pola yang sama: terlalu banyak pergantian pelatih, terlalu sedikit trofi,” tutup media Inggris tersebut.
Dalam lima tahun terakhir, Juventus hanya mampu menambah dua gelar domestik — Coppa Italia 2021 dan 2024.
Sebuah catatan yang mencerminkan kemerosotan klub yang dulu ditakuti di Italia maupun Eropa.
Dari kejayaan era Ronaldo hingga mandeknya proyek Vlahovic, dari dominasi Serie A hingga rentetan hasil imbang, Juventus kini seperti bangsawan yang kehilangan tahta, sama seperti Manchester United di Inggris.
Dua klub besar dengan masa lalu gemilang, namun kini sama-sama berjuang menemukan jati diri mereka kembali.