Dalam satu laga melawan Inter, ia bahkan mencetak lima gol hanya dalam satu babak, membuat rekan-rekannya menjulukinya “Matador”.
Gaetano Tatolo, salah satu pengamat akademi muda Milan, bahkan menyamakan Kostyuk dengan Lamine Yamal, bintang muda Barcelona yang juga menanjak pesat di usia belasan tahun.
Di sekolah, rekan-rekannya memanggilnya “Dewa Sepak Bola”, sebuah sebutan yang mencerminkan bagaimana talenta ini sudah menjadi legenda kecil di lingkungannya sendiri.
Baca Juga:Jarni: Memecat Tudor Tak Akan Menyelesaikan Masalah Juventus, Mereka Butuh Pemain Juara Seperti ModricInter Incar Kemenangan Ketiga di Liga Champions, Chivu Siapkan Duet Tua-Muda di Lini Depan
Meski jalan masih panjang, banyak yang percaya bahwa Andrea Kostyuk bisa menjadi nama besar berikutnya dari akademi Milan setelah Camarda.
Klub sudah memantau perkembangan fisik dan mentalnya dengan hati-hati agar tidak terbebani ekspektasi terlalu dini.
Namun dengan bakat sebesar ini, Milan tampaknya tak perlu mencari jauh-jauh untuk menemukan striker masa depan mereka.
Di usia 13 tahun, waktu berpihak pada Kostyuk, bocah Milan berdarah Ukraina yang tumbuh dengan mimpi besar.
Dunia mungkin baru mengenalnya, tapi di Vismara, semua orang sudah tahu: “Sheva baru” telah lahir.
