ASN diimbau menjalankan empat “menu” sederhana: membawa tumbler sendiri, makan kukuluban sebagai simbol hidup sederhana, mematikan AC jika tak perlu, serta memanfaatkan dokumen digital untuk mengurangi penggunaan kertas.
Meski program itu lahir di tingkat provinsi, Pemerintah Kota Tasikmalaya turut menyesuaikan diri dengan semangat serupa. Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Raden Diky Chandra, menilai masa efisiensi ini bukan sekadar keterpaksaan, tetapi momentum untuk berbenah.
“Efisiensi menantang kita untuk beradaptasi dan bersyukur atas nikmat yang ada. Pemerintah kota harus bekerja keras memberi solusi agar keuangan daerah kembali stabil,” ujarnya usai menghadiri peringatan Hari Santri Nasional di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Senin (20/10/2025).
Baca Juga:HUT Presiden Prabowo dan Kota Tasik Jadi Momentum Pengingat Perjuangan Gerindra Jawa Barat!Minta Dukungan Pembinaan, Sekolah Sepak Bola di Kota Tasikmalaya ini Silaturahmi ke DPRD
Dalam suasana fiskal yang ketat, Tasikmalaya kini belajar hidup hemat—bukan hanya dalam angka anggaran, tapi juga dalam cara berpikir birokrasi yang diharapkan lebih efisien, sadar lingkungan, dan tangguh menghadapi keterbatasan. (Ayu Sabrina)
