TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Para tokoh ulama dan pimpinan pesantren di Kabupaten Tasikmalaya mengajak seluruh santri untuk menjaga marwah pesantren, santri, dan ulama di momentum peringatan Hari Santri Nasional 2025.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tasikmalaya, KH Edeng ZA, menegaskan pentingnya santri menjaga sikap dan akhlak, terutama di tengah berbagai ujian yang dihadapi dunia pesantren saat ini.
“Ya tahun ini karena kita tengah diguncang dengan apa yang terjadi di media, (Trans 7, Red), ini menjadi ujian bagi santri untuk menahan amarah,” ungkapnya.
Baca Juga:HUT Presiden Prabowo dan Kota Tasik Jadi Momentum Pengingat Perjuangan Gerindra Jawa Barat!Minta Dukungan Pembinaan, Sekolah Sepak Bola di Kota Tasikmalaya ini Silaturahmi ke DPRD
Ia mengingatkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan kekuatan sejati terletak pada kemampuan menahan amarah.
“Apa yang terjadi sebetulnya adalah ujian dari Allah SWT. Apapun yang terjadi merupakan takdir Allah dan semuanya baik,” kata KH Edeng.
Ia menambahkan, santri harus tetap memegang nilai-nilai luhur yang ditanamkan para ulama.
“Tetap sebagai seorang santri yang dicetak oleh para ulama dan tetap menjaga marwah santri, pesantren, mental, tata cara, akhlak, dan moral,” ujarnya.
KH Edeng juga menyampaikan pesan damai kepada seluruh santri.
“Selamat hari santri, selamat kepada santri, semoga kita semakin kuat, bahagia, dan apapun yang berbuat kesalahan kepada santri, biarlah aparat penegak hukum menyelesaikan proses hukum,” tuturnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Riyadul Falah Kabupaten Tasikmalaya, KH Anwar Nashori, menilai Hari Santri merupakan bentuk pengakuan pemerintah terhadap peran besar pesantren dalam perjalanan panjang pendidikan dan perjuangan bangsa.
“Bagi pesantren, hari santri ini merupakan tantangan untuk berkiprah lebih dalam, kuat, dan istiqomah dalam mengawal NKRI,” ujar KH Anwar.
Baca Juga:Tayangan Tentang Ponpes Lirboyo Mengundang Gelombang Protes Kalangan Santri di PriatimAnggota DPRD Jawa Barat Diadukan Menghilangkan Mobil Hasil Penggelapan!
Ia menjelaskan bahwa pesantren memiliki karakter yang beragam dan terus berkembang mengikuti zaman.
“Pesantren itu memiliki varian yang sangat variatif, tidak bisa dipukul rata dengan perkembangan yang sama. Jadi pesantren dinamis dan dialektis. Secara umum perkembangan pesantren ada di dua sisi persimpangan, bagaimana beradaptasi dengan dunia teknologi,” jelasnya.
KH Anwar berharap pesantren dapat terus menyesuaikan irama dakwahnya dengan kemajuan zaman.